GETEK, adalah salah satu jenis perahu tradisional yang sering ditemukan di Indonesia.
Dibuat dari bambu, perahu ini memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam kehidupan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang memiliki banyak sungai dan danau.
Perahu getek telah digunakan masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
Getek berasal dari Bahasa Jawa yang berarti rakit bambu. Sejak zaman dahulu bambu dipilih sebagai bahan utama karena kelimpahannya, kekuatannya, dan kemampuannya mengapung di air.
Perahu getek pertama kali muncul digunakan sebagai alat transportasi sederhana yang digunakan untuk menyebrangi sungai maupun danau kecil.
Selain berfungsi sebagai saran transportasi, perahu getek juga memiliki nilai budaya dan pariwisata.
Namun di era modern ini perahu getek sudah banyak yang tidak menggunakan bambu sebagai rangka perahu.
Meskipun perahu getek memiliki banyak manfaat, keberadaannya semakin terancam oleh meodernisasi.
Salah satu perahu getek yang masih beroperasi berada di Karangdoro Kabupaten Kediri, digunakan untuk menyeberangi Sungai Brantas dari Karangdoro menuju Manisrenggo maupun sebaliknya.
Tarif yang dikenakan yaitu Rp 2.000,00 per motor, Rp 1.000,00 per sepeda dan Rp 3.000,00 apabila motor membawa banyak barang.
Ana salah satu pengguna perahu getek mengatakan “sering pakai perahu ini buat sarana transportasi, karna kalau lewat jembatan harus muter jalannya dan lebih lama, kalo pakai perahu getek nggak sampai 10 menit udah sampai tujuan, kalau lewat jembatan bisa sampai 20 menit ya”.
Perahu getek bukan hanya sebuah alat transportasi, tetapi juga cerminan dari kearifan lokal yang perlu dilestarikan.
Dengan mempertahankan perahu getek sebagai sarana transportasi di tengah modernisasi, kita tidak hanya melestarikan sebuah budaya tetapi juga menghargai sejarah. (*/ted)