Oktober 21, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Ampiang Dadiah, Yoghurt Khas Tanah Minang 

Redaksi by Redaksi
13 Juni 2025
in budaya, Kuliner
0
Ampiang Dadiah, Yoghurt Khas Tanah Minang 

AMPIANG DADIAH merupakan makanan unik asal Sumatera Barat yang terkenal sebagai yogurt tradisional khas Minang. Bahan baku utama pembuatan ampiang dadiah adalah susu kerbau.

‎Dikutip dari buku yang berjudul 99 ciloteh Kuliner Minang Ala Dokter Part 1, dadiah sendiri adalah susu kerbau yang difermentasikan secara alami di dalam wadah buluh atau sejenis ruas-ruas bambu.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Pempek, Kuliner Palembang nan Kaya Fakta

Proses fermentasi itu menghasilkan semacam krim padat yang bertekstur sangat lembut dan rasa yang nikmat.

‎Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa menurut pengalaman seorang tua yang sudah lama membuat dadiah di Bukittinggi, semakin lama durasi proses fermentasinya maka semakin padat dan mengeras hasil dadiahnya.

‎Salah satu keunikan dari dadiah ini adalah cara penyajiannya. Biasanya, masyarakat menikmati dadiah dengan menyajikannya bersama siraman gula aren dan ampiang (emping) ketan.

Inilah mengapa makanan ini disebut dengan ampiang dadiah.

‎Layaknya produk fermentasi susu pada umumnya, ampiang dadiah juga memiliki manfaat untuk memelihara kesehatan usus kita.

‎Penasaran bagaimana proses pembuatan hingga penyajian ampiang dadiah khas Sumatera Barat ini.

‎Proses fermentasi dadiah berbeda dengan jenis makanan fermentasi lainnya, misalnya yogurt yang diberi bakteri.

Fermentasi dadiah ini berlangsung secara spontan, tanpa penambahan apapun.

‎Dilansir dari buku yang berjudul Kuliner Khas Sumatera: Tradisi hingga Nilai Gizi, pembuatan dadiah dimulai dengan memasukkan susu kerbau ke dalam sebuah wadah bambu berukuran 15-30 cm.

Kemudian, bambu tersebut ditutup dengan daun pisang atau daun waru. Proses fermentasi dilakukan secara spontan selama 2-3 hari dimana susu dibiarkan membeku atau mengeras pada wadah bambu tersebut.

‎Menurut buku Yuk, Mengenal Makanan Nusantara! oleh Ernawati Lilys dan Yopi Sartika, bambu yang diambil adalah bagian yang beruas-ruas.

Bambu tersebut harus langsung digunakan setelah ditebang. Tabung bambu tersebut tidak boleh dicuci karena mikrobia dalam bambu inilah yang berperan dalam proses fermentasi dadiah.

‎Dalam menyajikan makanan ini, dadiah yang sudah difermentasikan diolah kembali dengan memadukannya bersama beberapa bahan yang menambah cita rasa dan keunikannya.

‎Berikut resep penyajian ampiang dadiah untuk satu porsi yang dikutip dari buku Yuk, Mengenal Makanan Nusantara!

‎Bahan Penyajian:

‎· 2 sdm ampiang ketan

‎· 2 sdm dadiah

‎· Gula merah secukupnya

‎· 2 sdm kelapa parut

‎Cara Penyajian:

‎1. Rendam ampiang menggunakan air matang dingin beberapa saat, jangan sampai lembek.

‎2. Cairkan gula merah.

‎3. Masukkan ampiang yang sudah direndam ke dalam sebuah mangkok.

‎4. Masukkan dadiah di atas ampiang.

‎5. Siram dengan cairan gula merah.

‎6. Taburi dengan kelapa parut di atasnya.

‎7. Ampiang dadiah siap untuk disantap.

‎Nah, itu dia penjelasan mengenai ampiang dadiah khas Minang sebagai warisan kuliner Sumatera Barat yang unik. ***

‎

Tags: Ampiang DadiahSusu kerbauYoghurt Minang

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
3
Pempek, Kuliner Palembang nan Kaya Fakta
Kuliner

Pempek, Kuliner Palembang nan Kaya Fakta

5 Agustus 2025
2
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
5
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
4
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
10
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Next Post
Koteka, Pelindung Kemaluan Pria nan Ikonik

Koteka, Pelindung Kemaluan Pria nan Ikonik

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In