Oktober 26, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Tari Makan Sirih, Persembahan KhasMasyarakat Riau

Redaksi by Redaksi
15 April 2025
in budaya
0
Tari Makan Sirih, Persembahan KhasMasyarakat Riau

TARI MAKAN SIRIH, merupakan tarian Melayu yang biasanya dibawakan untuk menyambut serta dipersembahkan untuk menghormati tamu negara ataupun tamu agung yang datang.

‎Dalam pertunjukan tari ini, salah satu penari membawa kotak sirih yang kemudian dibuka saat acara berlangsung. Setelah itu para tamu dipersilahkan untuk mengambil sirih sebagai tanda penghormatan.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

‎Bagi masyarakat Riau, sirih bukan hanya benda, tetapi juga media penting untuk mempererat hubungan sosial.

Penasaran dengan sejarah tari makan sirih? Simak penjelasan berikut ini, ya.

‎Sejarah Tari Makan Sirih

‎Dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau, pada tahun 1957 di Pekanbaru terjadi sebuah pertemuan dengan tujuan untuk pembakuan tari persembahan yang menampilkan tarian dan lagu-lagu Melayu Riau seperti tari serampang dua belas, tari mak inang pulau kampai, tari tanjung katung, dan tari lenggang patah sembilan.

‎Pertemuan tersebut telah menciptakan sebuah tarian, yaitu tari makan sirih oleh para seniman Riau, yang menjadikannya sebagai standar tari persembahan.

Sosialisasi mengenai standar ini dilakukan untuk memperkenalkannya kepada masyarakat Riau.

‎Para penari tari makan sirih harus memahami istilah-istilah khusus dalam tarian Melayu, seperti igal (gerakan tangan dan badan), liuk (gerakan mengayunkan badan), lenggang (berjalan sambil menggerakkan tangan), titi batang (berjalan lurus), gentam (menari sambil menghentakkan tumit), cicing (menari sambil berlari kecil), legar (berputar 180 derajat) dan sebagainya.

‎Filosofi di balik pemberian tepak berisi sirih ini sangatlah mendalam. Jika tamu yang diberi sirih tidak mengambilnya, hal ini dianggap kurang sopan.

Bahkan pada zaman kerajaan, raja bisa marah jika tamu tidak memakan sirih tersebut.

‎Gerakan dalam tari persembahan ini sederhana yaitu fokus pada gerakan tangan dan kaki.

Gerakan menunduk sambil merapatkan telapak tangan adalah bentuk penghormatan kepada tamu yang hadir.

Tari makan sirih umumnya ditampilkan oleh para remaja. Namun seiring perkembangannya, tarian ini juga dapat dibawakan oleh penari yang lebih dewasa.

‎Penari mengenakan pakaian tradisional seperti baju kurung teluk belanga yang biasanya dipakai oleh mempelai perempuan.

Di bagian kepala, mereka memakai mahkota dengan hiasan bunga dan aksesori lain seperti dokoh, anting-anting, dan gelang.

Bagian bawah tubuh para penari dililit dengan kain songket berwarna cerah.

‎Ciri Khas Tari Makan Sirih

‎Tarian ini biasanya ditampilkan dengan diiringi musik Melayu yang menggabungkan suara marwas, biola atau fill, gendang, gambus dan akordion.

Suara dari akordion memiliki peran penting dalam musik Melayu karena menjadi ciri khas yang membedakannya.

‎Sementara itu, gerakan dalam tari makan sirih secara umum mirip dengan gerakan yang ada dalam tari lenggang patah sembilan.

Namun, terdapat perbedaan nama gerakan antara keduanya. tari makan sirih hanya mencakup dua gerakan, yaitu lenggang patah sembilan tunggal dan ganda.

Sedangkan tari lenggang patah sembilan memiliki tiga jenis gerakan yang berbeda, termasuk lenggang di tempat, lenggang memutar satu lingkaran, dan lenggang maju atau mengubah arah. (raf)

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

Tags: Tari Khas RiauTari Makan SirihTari Persembahan

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
3
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
5
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
5
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
10
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
Next Post
Ulat Sagu, Hidangan Khas di Acara Adat Masyarakat Papua  ‎

Ulat Sagu, Hidangan Khas di Acara Adat Masyarakat Papua ‎

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In