July 4, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home Gaya Hidup

Suku Laut, Penakluk Lautan dari Timur Sumatera  ‎

Redaksi by Redaksi
18 April 2025
in Gaya Hidup
0
Suku Laut, Penakluk Lautan dari Timur Sumatera   ‎

SALAH satu keanekaragaman yang ada di Indonesia adalah banyaknya suku yang tersebar di berbagai wilayah. Salah satu suku tersebut adalah Suku Laut.

‎Dalam buku “Dalam Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut” karya Adrian B. Lapian, dijelaskan bahwa Orang Laut telah menjadi nama salah satu suku bangsa di perairan Sumatera Timur (termasuk di wilayah Kepulauan Riau) dan Selat Malaka yang mempunyai cara hidup yang khas dan sangat tergantung kepada dunia maritim dan sekitarnya.

BACA JUGA

Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 

Hadirkan Muka Segar & Awet Muda dengan Air Rebusan Berikut

‎Dilansir dari akun instagram resmi Kemdikbud, Suku Laut (Sea Nomads) atau Suku Sampan, sering juga disebut Orang Laut, merupakan suku yang tinggal di wilayah perairan Kepulauan Riau.

‎‎Disebut sebagai Suku Laut karena melakukan seluruh aktivitas kegiatan hidup di laut dan memfungsikan perahu atau sampan yang beratapkan sebuah kajang sebagai rumah mereka.

Mereka hidup berpindah dari pulau ke pulau hingga muara sungai (nomaden).

‎‎Di Kepulauan Riau dan Lingga mereka juga dikenal juga sebagai Orang Pesukuan.

Nama lain Orang Laut lainnya, mengacu kepada tempat tinggal, Orang Mantang (mendiami Pulau Mantang), Orang Tambus (mendiami Kampung Tambus, Pulau Galang), Orang Mapor (mendiami Pulau Mapor), hingga nama Bajau yang digunakan sebagai sinonim Orang Laut di perairan Ruang-Lingga.

‎Untuk menafkahi hidup, mereka mencari ikan dengan peralatan sederhana, seperti tempuling, tombak dan serampang.

‎‎Sejarah Suku Laut

‎Suku Laut mulai menghuni wilayah Melayu-Lingga pada tahun 2500-1500 Sebelum Masehi sebagai bangsa Melayu Tua (Proto Melayu), menyebar ke sebagian besar wilayah Sumatera melalui Semenanjung Malaka.

‎Secara historis, Orang Laut dulunya adalah perompak, tetapi berperan penting dalam Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor.

‎Orang Laut menjaga selat-selat, mengusir bajak laut, hingga memandu para pedagang ke pelabuhan kerajaan-kerajaan tersebut.

Bahkan dalam sejarah Melayu disebutkan bahwa Orang Laut dikenal sebagai penjaga wilayah perairan kesultanan, pasukan perang, dan bertugas untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan laut bagi pihak kesultanan.

‎Mereka berperan penting dalam kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka, dan Kesultanan Johor.

‎Sementara itu, berdasarkan buku “Suku Laut” yang diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada zaman Orde Baru, Suku Laut di Riau-Lingga digolongkan sebagai “masyarakat terasing” karena mereka dianggap tertinggal dari segi tingkat pendidikan, kualitas kesehatan, kondisi dan lokasi tempat tinggal, jenis pekerjaan, dari umumnya warga Indonesia.

‎Pemerintah saat itu memukimkan suku suku Laut sebagai solusi mengejar ketertinggalan.

Ada sebanyak 30 titik lokasi keberadaan Suku Laut di Kepulauan Lingga.

‎Rumah Adat Suku Laut

‎Meski memiliki rumah permanen di daratan, orang laut hidup berpindah dari satu wilayah laut ke wilayah laut lainnya tergantung pada musim.

Mereka hidup berpindah pindah, menggunakan sampan yang sekaligus merupakan tempat tinggal mereka ketika di laut.

‎Secara umum tak ada penyebutan khusus mengenai rumah adat Suku Laut, namun terdapat istilah sampan yang merupakan simbol sebuah kesatuan keluarga.

‎Sampan tersebut berupa perahu beratapkan kajang yang terbuat dari daun rumbia. Dalam satu sampan berisi satu keluarga.

‎Kehidupan Orang Laut hingga saat ini masih tergolong tradisional dan bergantung pada laut. (*/sur)

‎

Tags: Budaya Suku LautPenakluk LautanSuku Laut

Post Terkait

Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 
Buah Tangan

Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 

18 June 2025
5
Hadirkan Muka Segar & Awet Muda dengan Air Rebusan Berikut
Gaya Hidup

Hadirkan Muka Segar & Awet Muda dengan Air Rebusan Berikut

16 June 2025
2
Cosmograph Daytona Rolex Platinumeretan, Rolex Termahal di Dunia  ‎
Gaya Hidup

Cosmograph Daytona Rolex Platinumeretan, Rolex Termahal di Dunia ‎

14 June 2025
4
Ingin Berumur Panjang Seperti Warga Jepang? Konsumsi Makanan Berikut
Gaya Hidup

Ingin Berumur Panjang Seperti Warga Jepang? Konsumsi Makanan Berikut

12 June 2025
2
Kesulitan Bukan untuk Dihindari!
Gaya Hidup

Kesulitan Bukan untuk Dihindari!

29 May 2025
2
Awet Muda dengan Minuman Berikut
budaya

Awet Muda dengan Minuman Berikut

29 May 2025
2
Next Post
Hmm Maknyoss, Ayo Manjakan Lidahmu dengan Ikan Nila Bakar Daun

Hmm Maknyoss, Ayo Manjakan Lidahmu dengan Ikan Nila Bakar Daun

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orang-Orang Berengsek di Tarumanegara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In