SAJOJO merupakan sebuah tarian khas yang penuh makna dari Papua yang sederhana dan dikenal di seluruh Indonesia.
Tari ini bisa dianggap sebagai sebuah tarian hiburan atau tarian pergaulan seperti Cokek dan bisa dilakukan oleh penari laki-laki maupun perempuan, tua atau muda.
Ciri khas dari Tari Sajojo adalah busana para penarinya, yaitu rok rumbai berwarna coklat mudah yang dilengkapi dengan kalung, tombak, tifa, serta perlengkapan adat lainnya yang khas dari daerah setempat.
Gerakan tarian Sajojo penuh dengan semangat keceriaan dan kebersamaan, dengan gerakan yang enerjik dan mudah diikuti sehingga mudah dipelajari oleh siapa saja.
Tari Sajojo tidak memiliki aturan atau cara pakem seperti tari tradisional lainnya terkait dengan properti maupun gerakan tariannya.
Namun, tari Sajojo memiliki properti khas yang harus digunakan oleh para penari sebagai ciri khas dan sebagai penunjuk dari budaya dan adat Papua.
Tari Sajojo lebih cenderung bebas dan tidak terikat pada aturan yang ketat.
Berikut properti yang digunakan untuk tari Sajojo, yaitu:
Penutup kepala :
Properti pertama yang digunakan dalam tari Sajojo adalah penutup kepala.
Penutup kepala tersebut akan dikenakan oleh setiap penari Sajojo dan menggambarkan nuansa alam yang khas dari Papua.
Penutup kepala dari tari Sajojo terbuat dari ijuk yaitu kayu yang telah dihaluskan, kemudian bulu burung yang terlihat eksotis dan menggunakan daun sagu.
Penutup kepala ini akan digunakan secara melingkar dan menyesuaikan kepala dari para penarinya.
Kalung :
Properti kedua pada tari Sajojo adalah kalung yang dikenakan pada leher para penari laki-laki maupun penari perempuannya.
Kalung yang dikenakan oleh para penari tersebut, terbuat dari bahan-bahan alam yang ditemukan di sekitar daerah di Papua, seperti kerang, tulang, batu, gigi binatang maupun batu yang memiliki bentuk-bentuk menarik.
Lukisan khas dari Papua:
Setiap penari Sajojo juga akan membawa sebuah lukisan khas Papua ketika mereka mulai menari Sajojo.
Pada umumnya, penari laki-laki tidak akan mengenakan baju atasan, mereka akan bertelanjang dada dan diberikan sebuah lukisan seperti flora maupun fauna khas yang dapat ditemukan di daerah Papua.
Tidak hanya pada area badan saja, para penari laki-laki juga akan melukis bagian tangan, kaki maupun wajahnya sehingga memberikan kesan eksotis pada penampilan tari Sajojo.
Gelang dan rok rumbai-rumbai :
Tari Sajojo membutuhkan aksesoris yang tidak boleh absen dari penampilannya, yaitu gelang yang diletakkan pada tangan dan kaki penari.
Gelang tersebut biasanya berbentuk rumbai yang terbuat dari tali rafia, daun sagu yang telah dikeringkan, atau ijuk.
Selain itu, penari juga mengenakan rok rumbai yang menjadi ciri khas tarian ini dan tidak hanya dikenakan oleh penari perempuan, tetapi juga oleh penari laki-laki.
Bahan yang digunakan untuk membuat rok rumbai sama dengan bahan yang digunakan untuk membuat gelang dan warnanya juga serupa.
Tarian ini cenderung bebas dalam penggunaan propertinya, namun properti tersebut menjadi penanda khas dari budaya dan adat Papua.
Senjata :
Properti terakhir dari tari Sajojo adalah senjata khas dari Papua seperti busur panah dan tombak.
Properti satu ini tidak wajib ada pada pementasan tari Sajojo, tetapi kehadirannya dapat mempertegas kesan dari gerakan tari. ***