Agustus 17, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home Nasional

Mental Health Hantui Remaja Indonesia

Usia 10-17 tahun Capai 15,5 juta Orang

Redaksi by Redaksi
15 Mei 2024
in Nasional
0
Mental Health Hantui Remaja Indonesia

 

JAKARTA ( JurnalBudaya.com) Satu dari tiga remaja Indonesia berusia 10-17 tahun mengalami masalah kesehatan mental. Angka tersebut setara dengan 15,5 juta remaja, ungkap Coach Bram G Wibisono, seorang Master Trainer ESQ Hypnotherapy.

BACA JUGA

Wakil Rakyat (Bukittinggi), Dimanakah Kau Berada?

Tsunami Birokrasi Ala Bukittinggi 

Berbicara pada pelatihan coaching dan hypnoteraphy yang diselenggarakan ESQ Corp, kemarin, Bram mengatakan masalah
gangguan kesehatan jiwa di Indonesia pasca Pandemi naik 164,3% akibat penyakit COVID-19 maupun masalah sosial ekonomi sebagai dampak pandemi.

Kegiatan yang berlangsung secara Hybrid di lantai 2 Menara 165 Jakarta maupun lewat zoom diikuti oleh 1025 Guru Bimbingan Konseling ( BK) dari berbagai wilayah di Indonesia dengan tema Great Teacher as a Coach

Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) tahun 2022, menyebutkan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia berusia 10-17 tahun mengalami masalah kesehatan mental. Angka tersebut setara dengan 15,5 juta remaja.

I-NAMHS juga menemukan bahwa dari angka tersebut, 5,5% atau sekitar 4,9 juta remaja terdiagnosis memiliki gangguan mental mengacu pada manual diagnostik global (DSM-5), atau di Indonesia disebut Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Sementara itu, sekitar 34,9% atau 15,5 juta remaja terdiagnosis setidaknya memiliki satu masalah kesehatan mental, atau disebut Orang Dengan Masalah Kejiwaan, kata Bram yang juga Board of Expert ESQ Corp dan juga direktur ESQ-Neuro Linguistic Programming & Hypnotheraphy.

Didampingi oleh Coach Arief G Rachman, Master Trainer ESQ 3.0 Coaching para guru BK dilatih untuk mampu memberikan konseling pada anak remaja jaman sekarang yang rapuh dan cenderung ingin bunuh diri karena merasa tidak di dengar baik oleh orangtua maupun komunitas di tengah masyarakat serta di sekolah.

Kegiatan yang menyambut ulang tahun ( Milad) ke 24, ESQ Corp dengan Forum Komunikasi Alumni ( FKA) ESQ yang berjumlah 5 juta orang baik alumni pelatihan offline dan online di dalam dan luar negri dan dari berbagai benua. Melalui pelatihan ini diharapkan guru mampu menggali potensi diri dan mendidik dengan efektif baik dengan kecerdasan IQ, kecerdasan emosi ( EQ) maupun kecerdasan Spiritual ( SQ) siswanya.

Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) tahun 2022, menyebutkan bahwa I-NAMHS juga menemukan bahwa dari angka tersebut, 5,5% atau sekitar 4,9 juta remaja terdiagnosis memiliki gangguan mental mengacu pada manual diagnostik global (DSM-5 ), atau di Indonesia disebut Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Sementara itu, sekitar 34,9% atau 15,5 juta remaja terdiagnosis setidaknya memiliki satu masalah kesehatan mental, atau tergolong Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK).

Beberapa jenis gangguan mental yang paling banyak diderita anak dan remaja di Indonesia adalah: • Sekitar 3,7% dari populasi anak dan remaja Indonesia mengalami gangguan kecemasan

Lebih dari 12 juta penduduk Indonesia dengan rentang usia di atas 15 tahun diketahui mengalami depresi. Sebanyak 1,0% dari populasi anak dan remaja mengalami gangguan kecemasan mayor.

Sebanyak 0,9% populasi anak dan remaja mengalami gangguan perilaku
Gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing
diderita oleh 0,5% anak dan remaja Indonesia

“Penyebab masalah kesehatan mental ini umumnya tekanan akademik karena baik di rumah di sekolah yang ditekankan adalah perolehan nilai tinggi dari beeagam pelajaran. Padahal selain beban akademik yang tinggi, ada persaingan yang ketat, “

Ekspektasi yang tidak realistis dari sekolah dan orang tua dapat menyebabkan stres dan depresi pada anak dan remaja di sekolah dan kampus. Penelitian juga menunjukkan pengalaman menjadi korban bullying di sekolah atau di lingkungan sekitar dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan bahkan berkontribusi pada risiko bunuh diri pada anak dan remaja. Sumber.

Masalah Keluarga

Konflik dalam keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, atau kurangnya dukungan emosional dari orang tua dan keluarga dapat menjadi faktor risiko untuk masalah kesehatan mental pada anak dan remaja.

Anak-anak yang hidup di jaman digital ini penggunaan media sosial yang berlebihan atau interaksi yang negatif di dunia maya juga menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada
anak dan remaja.

Gangguan Identitas dan Body Image yang muncul dalam mengidentifikasi diri sendiri atau memiliki citra tubuh yang negatif dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental

Jika seorang anak mengalami gangguan kesehatan mental, berbagai masalah dapat timbul yang dapat mempengaruhi kesejahteraan dan prestasinya di sekolah dan kampus karena kesulitan dalam berkonsentrasi, belajar, dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.

“Bunuh diri menjadi penyebab terbesar ke-2 kematian yang terjadi pada rentan usia 15-29 tahun. Lebih dari 800.000 orang setiap tahunnya mati karena bunuh diri, sekitar 20 persennya disebabkan oleh anak-anak dan remaja di dunia yang mengalami gangguan dan permasalahan mental,” ungkap Bram.

Hal yang lebih mencoreng citra bangsa adalah tingkat kekerasan di sekolah maka Indonesia 84% (peringkat pertama),
Vietnam dan Nepal 79%, Kamboja 73% dan Pakistan 43%. Sebanyak 27,9% siswa SMA di Indonesia melakukan kekerasan dan 25,4 % siswa SMA mengambil sikap diam.

Menurut Bram, remaja yang sudah duduk di bangku SMP, SMA dan SMK umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya. Hal ini berarti bahwa, hampir melekat dari waktunya setiap hari dilewatkan remaja di sekolah. Tidak mengherankan bila sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan jiwa remaja.

Itulah sebabnya keberadaan guru BK disetiap sekolah sangat dibutuhkan dan jumlahnya antara 2-3 orang guru BK. Selama ini guru BK minimal hanya bisa mengunjungi tiap kelas satu minggu sekali. “Solusinya sekolah negeri maupun swasta wajib memiliki guru BK lebih dari satu orang,” tegasnya.

Hal yang mengejutkan adalah para peserta yang 90% adalah guru BK ternyata bekerja dalam tekanan bahkan hingga 13-14 jam per hari, meskipun pertemuan siswa dan sekolah hanya 7 jam.

Darurat Kesehatan Mental 

“Jika masalah darurat kesehatan mental ini ingin diatasi secara nasional, maka guru BK harus melakukannya dengan bahagia dan memiliki waktu untuk diri sendiri maupun keluarganya. Sekolah juga harus memiliki proses belajar dan mengajar yang sehat dan sejahtera sehingga siswa akan merasa lebih bahagia dan sejahtera dalam mengikuti pelajaran di kelas, dapat belajar secara efektif dan memberikan konstribusi positif di sekolah dan lebih luas lagi di komunitas,”

Solusi lainnya, semua pemangku kepentingan bangsa ini meningkatkan kompetensi guru BK sebagai orang yang ahli dalam menangani kesehatan mental dengan ilmu coaching dan hypnotherapy misalnya karena persoalan anak bangsa saat ini tidak bisa lewat nasehat dan ceramah lagi tapi tuntutan jamannya yang sudah berubah.

“Guru BK harus bisa jadi teman curhat, jadi guru pembimbing, mentor selain banyak pula yang menjadi pengganti orang tua. ESQ Corp berkomitmen memberikan pelatihan, pendampingan pada guru BK sehingga cita-cita memiliki SDM emas tahun 2045 tercapai,” kata Bram G. Wibisono, Trainer Senior ESQ yang telah berbagi ilmu di lebih dari 650 kelas Pelatihan Nasional di Bank Indonesia

Mengutip Konfusius, dia mengatakan untuk menertibkan dunia, pertama-tama kita harus menertibkan bangsa. Untuk menertibkan bangsa, pertama-tama kita harus menertibkan keluarga. Untuk menertibkan keluarga, pertama-tama kita harus membina kehidupan pribadi kita, mengatur hati kita dengan benar terlebih dahulu. (rilis/elly)

Post Terkait

Wakil Rakyat (Bukittinggi), Dimanakah Kau Berada?
Nasional

Wakil Rakyat (Bukittinggi), Dimanakah Kau Berada?

2 Agustus 2025
23
Tsunami Birokrasi Ala Bukittinggi 
Nasional

Tsunami Birokrasi Ala Bukittinggi 

31 Juli 2025
20
Uang Luar Negeri Makin Bengkak 
Nasional

Uang Luar Negeri Makin Bengkak 

15 Juli 2025
3
Gawat, 20 Persen Kades Tak Tamat SMP
Nasional

Gawat, 20 Persen Kades Tak Tamat SMP

10 Juli 2025
2
Hutang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp  7.036 Triliun
Nasional

Hutang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp  7.036 Triliun

17 Juni 2025
2
Ambang Batas Kemiskinan di Indonesia Rp 1,51 Juta Perorang/Bulan   ‎
Internasional

Ambang Batas Kemiskinan di Indonesia Rp 1,51 Juta Perorang/Bulan  ‎

16 Juni 2025
1
Next Post
Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In