November 7, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Makna Mendalam dari Tarian Perang Soya-Soya  ‎

Redaksi by Redaksi
12 Mei 2025
in budaya
0
Makna Mendalam dari Tarian Perang Soya-Soya   ‎

TARI SOYA – SOYA berasal dari Maluku Utara. Tari tradisional ini dipercaya telah ada sejak zaman Sultan Baabullah memimpin Kesultanan Ternate, sekitar tahun 1570 hingga 1583.

‎Tarian ini diciptakan oleh seniman Kesultanan Ternate untuk mengabadikan peristiwa sejarah yang melatar belakanginya.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

Tari Soya-Soya sering dibawakan di kawasan Keraton Kesultanan dengan iringan musik tradisional.

‎Asal usul Tari Soya-Soya

‎Tarian ini terinspirasi dari peristiwa penyerbuan tentara Ternate ke Benteng Kastela atau Benteng Nostra Senora del Rosario dari kekuasaan Portugis, pada 25 Februari 1970.

‎Penyerbuan ini dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah memimpin Kesultanan Ternate.

‎Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tujuan utama penyerbuan ini ialah untuk menjemput jenazah Sultan Khairun, ayah Sultan Baabullah yang telah dibunuh Portugis.

‎Peristiwa penyerbuan ini kemudian diabadikan dalam seni tari tradisional bertemakan perang.

Hingga saat ini Tari Soya-Soya masih sering ditampilkan dalam acara resmi, baik untuk penyambutan tamu atau lainnya.

‎Makna Tari Soya-Soya

‎Menurut Syahril Muhammad dan Rustan Hasim dalam jurnal Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Lokal dalam Mewujudkan Cinta Tanah Air melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri Kota Ternate (2020), tarian ini mengandung makna ungkapan kebanggaan rakyat Ternate, karena keberhasilan para pejuang dalam mengusir penjajah dari tanah mereka di masa lampau.

‎Mengutip soya-soya berarti pantang menyerah atau penjemputan. Tari tradisional ini memiliki nilai kepahlawanan yang sangat tinggi.

‎Selain itu, tarian ini juga menjadi identitas rakyat Kesultanan Ternate yang selalu berjuang dan pantang menyerah.

‎Gerak Tari Soya-Soya

‎Tari tradisional ini dibawakan oleh pria dengan jumlah ganjil, biasanya minimal tiga dan tidak ada batas maksimum penarinya.

‎Jumlah ganjil ini menunjukkan jumlah pasukan ganjil akan  berubah jadi genap jika ditambah dengan seorang komandan atau pemimpin pasukan.

‎Gerak Tari Soya-Soya dibawakan secara semangat, ditunjukkan dengan gerakan kaki yang cepat.

‎Oleh karena tari ini merupakan tarian perang, mayoritas gerakannya menyerupai teknik berperang, seperti gerakan kuda-kuda, menghindar, menangkis, menyerang dan lainnya.

‎Busana dan properti Tari Soya-Soya

‎Para penari biasanya tidak mengenakan pakaian bagian atas. Busana yang dikenakan hanyalah celana panjang, kain penutup dada yang melingkar di leher, selempang kain warna merah, ikat kepala dan kain pengikat di lengan.

‎Seiring berjalannya waktu, busana tarian ini juga turut berkembang. Misalnya ada penari yang mengenakan pakaian bagian atas, celana panjang dengan sambungan beberapa warna, dan lain-lain.

‎Untuk propertinya menggunakan pedang atau ngana-ngana yang terbuat dari bambu, perisai kayu, dan menggunakan tifa atau gendang, gong dan gono sebagai instrumen pengiring tarian ini. (*/ted)

‎

‎

‎

Tags: Tari perangTari soya soyaTarian Maluku

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
4
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
10
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
5
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
14
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
Next Post
Lempar Bantal, Tradisi Unik Negeri Sakura  ‎

Lempar Bantal, Tradisi Unik Negeri Sakura ‎

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In