July 4, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Lantunan Syair & Makna dari Tari Maengket  ‎

Redaksi by Redaksi
8 June 2025
in budaya
0
Lantunan Syair & Makna dari Tari Maengket   ‎

‎TARI MAENGKET berasal dari Minahasa, tepatnya sebuah tradisi dari Suku Tombulu, Sulawesi Utara.

‎Tarian ini dilakukan oleh kelompok orang yang menyanyi sambil menari bahkan saling berpegangan tangan.

BACA JUGA

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

Uniknya Tradisi Balap Karung

‎Dulunya, tari ini tidak disebut sebagai Tari Maengket, tapi Maengket saja.

Maengket pada masa lalu merupakan pertunjukan yang menggabungkan tarian, seni musik, serta seni vocal (nyanyian).

‎Sejarah Tari Maengket

‎Tari Maengket biasanya diiringi dengan nyanyian yang dilakukan oleh para penari didendangkan dengan bahasa yang beragam.

Sedangkan alat musik yang digunakan, yaitu tambor, gong, dan tetengkoren.

‎Sesuai sejarah, sebutan Tari Maengket berasal dari kata engket yang berarti mengangkat tumit.

Penambahan kata ma membuat maengket dapat diartikan sebagai tarian yang dilakukan dengan mengangkat tumit.

Dalam pelaksanaannya, para penari memang mengangkat tumit saat membawakan tari ini.

‎Tarian ini dilakukan oleh banyak orang, baik oleh penari perempuan, laki-laki, maupun gabungan keduanya.

Salah satu ciri khas Tari Maengket adalah kehadiran seorang wanita yang disebut kapel, yang merupakan pemimpin dalam tarian tersebut.

‎Para penari Maengket menggunakan baju tradisional khas Minahasa. Penari perempuan menggunakan kebaya yang dipadupadankan dengan kain khas Sulawesi Utara.

Rambut para penari perempuan digelung dengan menggunakan sanggul pinkan (dua konde) dan diselipkan bunga ros di bagian sebelah kiri.

Sementara itu, para penari laki-laki menggunakan kemeja lengan panjang yang dipadukan dengan celana panjang.

Penempilan para pria dilengkapi dengan penutup kepala berbentuk segitiga khas Sulawesi Utara.

‎Pemimpin Tari Maengket menggunakan baju yang hampir sama dengan penari yang lain.

Namun, baju yang dikenakan terlihat lebih mencolok baik dari segi warna maupun corak.

Hal itu untuk membedakan antara pemimpin dengan penari lain. Selain itu, seluruh penari juga dilengkapi dengan aksesoris berupa lenso atau sapu tangan yang dikaitkan di jari kelingking baik sebelah kiri maupun kanan.

‎Pada zaman dahulu, gerakan-gerakan Tari Maengket masih sangat sederhana. Seiring perkembangan zaman, gerakan tari ini pun mengalami banyak modifikasi.

Tari tradisional ini memiliki tiga bagian, yaitu maowey kamberu, marambak, dan lalayan.

‎Pada bagian pertama, yaitu maowey kambaru, yang ditandai dengan jentikan jari dari kapel.

Jentikan jari ini bermaksud untuk mengundang dewi turun ke Bumi.

Pada bagian ini, para penari melakukan gerakan-gerakan yang menggambarkan rasa syukur dan kebahagiaan atas hasil panen yang melimpah.

‎Bagian kedua, yaitu marambak yang berasal dari kata rambak yang berarti menyentakkan kaki ke tanah.

Para penari membawakan gerakan yang menggambarkan semangat gotong royong pada masyarakat Minahasa, yaitu tradisi mapalus.

‎Bagian terakhir, yaitu lalayan disebut juga tari pergaulan. Bagian ini menggambarkan hubungan antara pemuda dan pemudi Minahasa pada zaman dahulu dalam mencari jodoh. (DNR).

‎

‎

Tags: Tari MaengketTarian MinahasaTradisi Maengket

Post Terkait

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras
budaya

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

4 July 2025
2
Uniknya Tradisi Balap Karung
budaya

Uniknya Tradisi Balap Karung

4 July 2025
3
Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 
budaya

Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 

3 July 2025
5
Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak  ‎
budaya

Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak ‎

3 July 2025
2
Sombrero, Topi Unik dari Mexico
budaya

Sombrero, Topi Unik dari Mexico

2 July 2025
2
Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung  ‎
budaya

Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung ‎

2 July 2025
3
Next Post
Tinutuan, Bubur Khas Kawanua dengan Beragam Sayuran 

Tinutuan, Bubur Khas Kawanua dengan Beragam Sayuran 

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orang-Orang Berengsek di Tarumanegara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In