JAKARTA ( DEMOKRASINEWS.CO) – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kendikbudristek ) akan menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap. Tahun ini akan ada lebih banyak satuan pendidikan yang akan menerapkan kurikulum anyar tersebut, bahkan mencapai 70 persen satuan pendidikan.
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo , telah melakukan refleksi terhadap perjalanan Kurikulum Merdeka sejak pengembangan prototipe hingga penerapan secara sukarela pada 2022 dan 2023.
Pria yang kerap disapa Nino itu lebih lanjut menjelaskan, prototipe Kurikulum Merdeka mulai dikembangkan pada 2020 lalu. Kemudian, pada 2021 uji coba penerapan kurikulum tersebut dilakukan di 3.000 satuan pendidikan. Setahun berikutnya, Kurikulum Merdeka diterapkan secara sukarela, yang mana ada 140.000 satuan pendidikan yang mulai mencoba menerapkannya.
“Penerapan secara sukarela pada tahun 2022, yang diikuti 140 ribu satuan pendidikan. Dan penerapan sukarela lagi pada tahun ini, yang insyaallah akan diikuti lebih banyak lagi, yaitu 160 ribuan satuan pendidikan,” kata Nino beberapa waktu lalu.
Dilanjutkannya, tahun ini sekitar 70 persen satuan pendidikan sudah akan menerapkan Kurikulum Merdeka.
Anindito mengatakan, proses tersebut menjadi penting sehingga tahun depan, yakni 2024, ketika Kurikulum Merdeka ditetapkan sebagai kurikulum nasional, sebagian besar sekolah sebenarnya sudah secara sukarela berganti dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka. Dia mengingatkan, perubahan ke Kurikulum Merdeka hanyalah permulaan, awal dari proses untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Jangan sampai perubahan kurikulum berhenti pada formalitas dan status administratif belaka. Itu hal terakhir yang kita inginkan,” tegasnya.
Perubahan kurikulum, lanjutnya , harus dimaknai sebagai momentum untuk belajar menjadi guru, belajar menjadi kepala satuan pendidikan, yang lebih reflektif dan terus meningkatkan kualitas pembelajaran, ( ass/rep)