August 2, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home Buah Tangan

Kulat Pelawan, Jamur Mahal dari Sambaran Petir 

Redaksi by Redaksi
1 August 2025
in Buah Tangan
0
Kulat Pelawan, Jamur Mahal dari Sambaran Petir 

‎Bumi Nusantara menyimpan salah satu jamur termahal di dunia, yakni Kulat Pelawan.

‎Kulat Pelawan, yang dijuluki “truffle Indonesia“, mulai mencuri perhatian chef dan foodies.

BACA JUGA

Pisang Tongka Langit, Tanaman Langka Bumi Papua 

Bosan Makan Bakso di Warung? Ayo Bikin Sendiri 

Harganya bisa menyentuh Rp4 juta per kilogram kering selevel jamur eksotis impor padahal tumbuh liar hanya di pohon pelawan Bangka Belitung

‎Jamur ini bukan jenis yang bisa dengan mudah dibudidayakan seperti merang atau kuping.

‎Jamur pelawan, atau yang secara lokal disebut kulat pelawan hanya tumbuh simbiosis dengan akar pohon pelawan (Tristaniopsis merguensis) yang juga endemik hutan Bangka.

Tak ada teknologi pertanian yang mampu meniru lingkungan alaminya. Inilah yang membuat jamur ini menjadi jamur liar langka yang tidak bisa dibudidayakan.

‎Uniknya, masyarakat lokal percaya bahwa jamur ini hanya muncul setelah ada sambaran petir.

Ternyata, mitos ini mulai mendapatkan pembenaran ilmiah. Petir menghasilkan nitrogen dalam tanah yang diduga mempercepat pertumbuhan spora jamur

‎Jamur ini hanya muncul pada musim kemarau panjang yang diakhiri hujan deras disertai petir-fenomena alam yang dianggap sebagai pemicu munculnya miselium.

Meski terdengar mistis, pola kemunculan musiman ini sudah diamati bertahun-tahun dan menjadikannya komoditas langka yang hanya bisa dipanen pada waktu tertentu.

‎Musim panen jamur pelawan biasanya terjadi saat musim hujan, namun sangat bergantung pada cuaca ekstrem dan kondisi tanah. Artinya, produksi jamur ini benar-benar tidak bisa diprediksi.

‎Saat segar, jamur pelawan memiliki tudung berwarna oranye-merah menyala.

Saat dimasak, ia mengeluarkan aroma smoky alami dengan rasa gurih mirip kaldu daging, dan tekstur kenyal seperti jamur kuping atau merang.

Cocok diolah dalam sup, gulai, hingga tumisan eksotis khas Melayu Bangka.

‎Selain eksotis, kulat pelawan ternyata kaya nutrisi.Penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) pada keluargaBoletussp.yang memiliki kemiripan dengan kulat pelawan menemukan kandungan protein hingga 15,5%, karbohidrat 75,8%, dan serat pangan 11,7% pada bobotkeringnya.

‎Kandungan mineral seperti kalium, fosfor, kalsium, zat besi, hingga zinc juga mendominasi, ditambah total fenolik yang cukup tinggi yakni 4,77mgGAE/g, menjadikannya berpotensi sebagai pangan fungsional.

Kandungan bioaktifnya seperti flavonoid dan saponin bahkan mulai diteliti lebih lanjut sebagai agen imun omodulator dan anti bakteri alami.

‎Kandungan gizi ini membuka peluang pengembangan produk kesehatan berbasis jamur lokal.

‎Namun, tantangan terbesar justru ada pada budidaya. Sejauh ini, riset molekuler memang sudah berhasil mengidentifikasi primer genetik Heimiporussp., tapi proses inokulasi dan rekayasa lingkungan tumbuhnya masih jauh dari sempurna.

Artinya, kulat pelawan tetap menjadi jamur liar yang sulit dijinakkan, mirip dengan truffle Eropa yang juga bergantung pada akar pohon tertentu.

‎Karena kelangkaan dan proses panennya yang tidak menentu, harga kulat pelawan kering bisa menembus Rp4 juta per kilogram, bahkan melonjak lebih tinggi di luar musim panen.

Sementara versi segarnya relatif “lebih terjangkau” di kisaran Rp1-2 juta per kilogram, meski tetap jauh di atas harga jamur konsumsi biasa.

‎Permintaan dari restoran premium di Jakarta hingga Singapura kian meningkatkan nilai ekonominya, dan warga Bangka menjadikannya sumber penghasilan musiman yang sangat menguntungkan.

‎Proses pengolahannya membutuhkan kesabaran luar biasa. Jamur yang baru dipetik harus melalui proses pembersihan selama 12-15 jam untuk menghilangkan pasir dan kotoran yang menempel pada pori-porinya.

‎Setelah itu, jamur dikeringkan secara tradisional hingga berbulan-bulan untuk mempertahankan rasa dan aroma khasnya.

Saat dimasak, ia menghadirkan sensasi tekstur yang unik, perpaduan antara kenyalnya jamur kuping dan lembutnya jamur merang, membuatnya jadi bahan gulai yang paling dicari di dapur tradisional Bangka.

‎Ke depan, kulat pelawan memiliki potensi besar sebagai komoditas pangan fungsional Indonesia.

Namun, riset lanjutan soal budidaya, pengolahan pascapanen, hingga sertifikasi keamanan pangan masih menjadi pekerjaan rumah.

‎Berbagai upaya untuk membudidayakan jamur ini di luar habitat alaminya sejauh ini gagal.

Peneliti dan petani tidak bisa mereplikasi simbiosis kompleks antara jamur dan pohon pelawan, membuat jamur ini benar-benar eksklusif dan liar.

‎Keberadaan jamur pelawan juga terancam oleh alih fungsi lahan dan deforestasi, terutama akibat ekspansi tambang timah dan kelapa sawit di Bangka.

‎Jika hutan pelawan rusak, maka jamur pelawan bisa punah, dan Indonesia kehilangan salah satu kekayaan biodiversitas paling uniknya.

‎Komposisi Nutrisi Kulat Pelawan (berat kering) danPersentase

‎Protein……15.47%

‎Karbohidrat….75.81%

‎Serat pangan….11.71%

‎Lemak….3.47%

‎(*/sn)

‎

Tags: Jamur MahalJamur PetirKulat Pelawan

Post Terkait

Pisang Tongka Langit, Tanaman Langka Bumi Papua 
Buah Tangan

Pisang Tongka Langit, Tanaman Langka Bumi Papua 

2 August 2025
2
Bosan Makan Bakso di Warung? Ayo Bikin Sendiri 
Buah Tangan

Bosan Makan Bakso di Warung? Ayo Bikin Sendiri 

18 June 2025
2
Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 
Buah Tangan

Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 

18 June 2025
6
Segarkan Harimu dengan Rujak  ‎
Buah Tangan

Segarkan Harimu dengan Rujak ‎

16 June 2025
2
Nasi Kentut, Kuliner Andalan Kota Medan
Buah Tangan

Nasi Kentut, Kuliner Andalan Kota Medan

16 June 2025
2
Ti’i Langga, Topi Unik Masyarakat Rote
Buah Tangan

Ti’i Langga, Topi Unik Masyarakat Rote

14 June 2025
3
Next Post
Wakil Rakyat (Bukittinggi), Dimanakah Kau Berada?

Wakil Rakyat (Bukittinggi), Dimanakah Kau Berada?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In