Desember 13, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Cadik, Perahu Cepat dari Suku Mandar

Redaksi by Redaksi
29 April 2025
in budaya
0
Cadik, Perahu Cepat dari Suku Mandar

‎INDONESIA dengan ragam budaya dan adat istiadat, menjadikannya sebagai salah satu negara yang memiliki daya tarik tersendiri di mata dunia.

Salah satunya tradisi yang menjadi warisan budaya maritim Indonesia dari suku Mandar.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

Tradisi tersebut dibuktikan dengan keberadaan Perahu Sandeq sebagai warisan budaya maritim Mandar yang membuktikan kualitas tinggi tradisi pelaut Nusantara.

‎Melansir indonesiakaya.com, perahu dengan layar putih yang menjulang tinggi ini berbentuk ramping, yang membuat perahu- perahu ini melaju dengan cepat menyusuri lautan.

Cadik yang khas, serta layar berbentuk segitiga menandakan bahwa perahu ini bukanlah perahu modern yang digunakan nelayan masa kini.

Perahu Sandeq, perahu tradisional suku Mandar, suku yang mendiami wilayah pesisir Sulawesi Barat, biasanya disebut juga Lopi Sandeq atau Perahu Sandeq.

‎Christian Pelras , dalam bukunya The Bugis, menyebut bahwa orang Mandar sebagai pelaut ulung.

Menurutnya, keunggulan suku Mandar bukan dari alat-alat yang canggih, namun dari kepiawaian mereka dalam menciptakan teknologi perikanan lokal yang dikembangkan sendiri.

Teknologi-teknologi itu disebut rumpon (roppong) dan perahu sandeq. Berbicara mengenai Perahu sandeq, perahu ini merupakan hasil evolusi dari perahu-perahu tradisional seperti baqgo, palari, lambo, dan pakur, yang telah lama digunakan masyarakat suku Mandar untuk berlayar dan menangkap ikan di perairan Sulawesi Barat.

‎Dapat dikatakan, Pakur adalah cikal bakal Sandeq. Perahu ini disebut sebagai warisan nenek moyang suku Mandar (suku-suku Austronesia) yang memiliki cadik dan layar.

Pakur dulunya digunakan oleh pelaut Mandar untuk mengangkut kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) ke Pulau Jawa, dengan bentuk yang lebih lebar daripada Sandeq. Layar yang digunakan adalah sejenis tanjaq (segi empat) khas suku Austronesia, namun sedikit lebih lambat saat berlayar di lautan.

‎Setelah bersinggungan dengan teknologi pelayaran orang Eropa, Pakur kemudian ditinggalkan oleh pelaut, nelayan, dan pembuat perahu suku Mandar.

Ketika berlayar hingga ke Makassar, Surabaya, dan bahkan Tumasik (Singapura), pada masa penjajahan, para pelaut Mandar melihat layar segitiga kapal-kapal Eropa.

Terinspirasi oleh inovasi tersebut, mereka kemudian mengembangkan layar segitiga itu untuk menciptakan perahu yang lebih baik.

Hal ini pun seperti yang dijelaskan dalam buku Sandeq: Perahu Tercepat Nusantara, oleh Muhammad Ridwan Alimuddin.

Maka, sekitar tahun 1930-an, para pembuat perahu Mandar mulai menciptakan perahu sandeq (lopi sandeq) dengan layar segitiga atau layar massandeq, yang berarti runcing.

‎Ciri khas sandeq ada pada cadik atau sayapnya yang berjumlah dua, yang berguna untuk menjaga keseimbangan perahu saat dihantam ombak.

Masyarakat Mandar menyebut cadik dengan kata baratang. Keberadaan perahu ini pun tak lepas dari harapan suku Mandar memiliki perahu yang cepat, cantik, dan kuat mengarungi lautan lepas.

Kata sandeq sendiri dalam bahasa Indonesia berarti runcing. Sesuai arti tersebut, perahu sandeq memiliki bentuk haluan yang tajam.

Dengan bentuk lambung yang runcing dan cadik yang melengkung ke atas, sandeq mampu menembus ombak dengan kecepatan 15–20 knot, menjadikannya perahu layar tercepat di Nusantara.

‎Proses pembuatan Perahu Sandeq, sangat menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual, seperti waktu penebangan kayu disesuaikan dengan fase bulan purnama untuk mendapatkan kayu yang lebih ringan dan cepat kering.

Ciri khas lainnya adalah cat putih, yang melambangkan kesucian dan kebersihan.

Dulu, sandeq digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan, dengan tiga jenis utama: sandeq pangoli untuk kawasan pesisir, sandeq paroppo untuk laut lepas, dan sandeq potangnga untuk menangkap ikan terbang di laut lepas.

Namun, modernisasi menyebabkan para nelayan beralih ke kapal bermesin, yang lebih efisien dan mampu menampung hasil tangkapan lebih besar.

‎Hingga kini, Perahu Sandeq tetap menjadi simbol penting bagi masyarakat Mandar sebagai warisan maritim dan semangat perlawanan terhadap keterbatasan.

Sebagai bentuk penghormatan, setiap tahun diadakan perlombaan sandeq dengan jarak tempuh 480 km, yang menjadi ajang silaturahmi bagi para pelaut dari Sulawesi Barat dan Selatan.

Melalui perlombaan ini membuktikan bahwa dasar budaya bahari masyarakat Mandar, Bugis, dan Bajau memiliki kesamaan. Mari terus jaga tradisi daerah yang menjadi kekayaan warisan budaya Indonesia. (*/ted)

‎

Tags: Perahu CadikPerahu TradisionalSuku Mandar

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
7
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
15
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
5
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
16
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
7
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
Next Post
Hargai Diri Anda dengan Cara Berikut!

Hargai Diri Anda dengan Cara Berikut!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In