July 4, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Baleo, Uji Nyali & Ketangguhan  Ala Nelayan Lamalera ‎

Redaksi by Redaksi
13 April 2025
in budaya
0
Baleo, Uji Nyali & Ketangguhan  Ala Nelayan Lamalera  ‎

TRADISI berburu paus menjadi salah satu tradisi unik sekaligus menantang yang dilakukan nelayan Lamalera, Pulau Lembata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Perburuan mamalia laut terbesar ini, sudah dilakukan secara turun-temurun selama ratusan tahun, tepatnya sejak abad ke-17.

BACA JUGA

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

Uniknya Tradisi Balap Karung

‎Tradisi ini awalnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para nelayan.

Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, masyarakat Lamalera awalnya merupakan keturunan para pelaut yang tiba dari Sulawesi bagian selatan lebih dari 500 tahun lalu.

‎Saat tiba di Lamalera, mereka membawa juga tradisi perburuan yang dimodifikasi untuk menangkap paus.

Apalagi, ikan paus memang cukup sering ditemukan di perairan selatan Pulau Lembata.

‎Berburu paus yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai Baleo. Baleo menjadi gambaran kearifan lokal para nelayan Lamalera yang tangguh, pemberani, dan dan pantang menyerah.

‎Meski perburuan paus dalam tradisi ini diperbolehkan. Ada beberapa aturan berburu paus yang harus dipatuhi para nelayan Lamalera.

‎Aturan tersebut mengatur waktu, peralatan, cara berburu, hingga jenis ikan paus yang boleh diburu. Waktu pelaksanaan tradisi berburu paus masyarakat Lamalera dilakukan pada musim menangkap ikan yang dikenal dengan nama Lewa, yang jatuh pada tiap tahun di bulan Mei.

‎Peralatan yang boleh digunakan pada tradisi berburu paus di NTT ini adalah paledang dan tombak bambu yang ujungnya berkait terbuat dari besi. Kedua alat berburu ini digunakan untuk menikam paus yang disebut tempuling.

‎Saat berburu paus nelayan Lamalera menaiki paledang. Paledang merupakan perahu tradisional seperti perahu layar tanpa mesin yang akan digerakkan oleh sekawanan matros atau pendayung.

‎Dalam satu paledang terdapat 4-6 matros yang dipimpin oleh seorang Lamafa atau juru tikam. Paus yang sering ditangkap oleh masyarakat Lamalera adalah paus sperma (Physeter macrocephalus) atau dikenal penduduk lokal sebagai koteklema.

‎Selain itu, warga nelayan Lamalera juga menangkap lumba-lumba spinner (Stenella longirostris), lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus), paus pembunuh (Orcinus orca) dan beberapa spesies “blackfish” (misalnya paus pilot sirip pendek Globicephala macrorhynchus) untuk dikonsumsi.

Khusus jenis paus yang diburu, masyarakat Lamalera memiliki kepercayaan untuk tidak menangkap jenis paus biru yang dianggap sebagai hewan yang pernah menyelamatkan Lembata.

‎Para pemburu Lamalera menggunakan paledang yang didayung beramai-ramai ke tengah laut.

Jika ada paus yang lewat, maka juru tombak atau lamafa melemparkan tombak ke arah paus tersebut yang biasanya dari haluan kapal.

‎Penangkapan ikan pada saat Lewa juga tidak dilakukan dalam skala besar. Nantinya, hasil tangkapan hanya dikonsumsi sendiri atau ditukar dengan bahan pangan.

‎Penduduk Lamalera pernah mendapat hasil buruan berupa satu paus dewasa, yang beratnya antara 35 ton hingga 57 ton.

Keberuntungan itu akhirnya digunakan sebagai sumber pangan untuk menjamin pasokan pangan seluruh desa selama satu bulan.(ted)

‎

‎

Tags: BaleoLemafaLemarea

Post Terkait

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras
budaya

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

4 July 2025
2
Uniknya Tradisi Balap Karung
budaya

Uniknya Tradisi Balap Karung

4 July 2025
3
Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 
budaya

Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 

3 July 2025
5
Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak  ‎
budaya

Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak ‎

3 July 2025
2
Sombrero, Topi Unik dari Mexico
budaya

Sombrero, Topi Unik dari Mexico

2 July 2025
2
Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung  ‎
budaya

Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung ‎

2 July 2025
3
Next Post
Didiklah Anak Sesuai dengan Perkembangan Zaman  ‎

Didiklah Anak Sesuai dengan Perkembangan Zaman ‎

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orang-Orang Berengsek di Tarumanegara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In