Oktober 29, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home Tradisi

Caci, Tarian Eksotik Masyarakat Manggarai 

Redaksi by Redaksi
17 Juli 2025
in Tradisi
0
Caci, Tarian Eksotik Masyarakat Manggarai 

‎Tarian caci merupakan salah satu kesenian tradisional sejenis tarian perang khas dari masyarakat Manggarai di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tarian caci bukan hanya dimaknai sebuah seni, tapi tarian caci juga merupakan identitas masyarakat Manggarai.

BACA JUGA

Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

Hal tersebut dikarenakan tarian caci adalah bagian dari budaya Manggarai yang secara turun menurun.

Tarian caci tidak muncul begitu saja dan menjadi bagian dari identitas dan kebudayaan Manggarai, melainkan caci memiliki sejarah dalam perkembangannya.

‎Menurut sejarah, tarian caci ini berawal dari sebuah tradisi masyarakat Manggarai dimana para laki-laki akan saling bertarung satu lawan satu untuk menguji keberanian dan juga ketangkasan mereka dalam bertarung.

Tarian ini kemudian berkembang menjadi kesenian dimana ada gerakan tari, lagu, dan juga musik pengiring dalam memeriahkan acara.

Nama Tari Caci ini sendiri berasal dari kata ca yang berarti satu dan kata ci yang berarti uji.

Sehingga caci ini dapat diartikan sebagai uji ketangkasan denan cara satu lawan satu.

‎Tarian caci merupakan media bagi para laki-laki Manggarai untuk membuktikan kejantanan mereka.

Walaupun tarian ini mengandung unsur kekerasan didalamnya, kesenian ini memiliki pesan yang damai didalamnya seperti semangat sportivitas, saling menghormati, dan juga diselesaikan tanpa dendam diantara mereka.

‎Pemain dilengkapi dengan pecut ( larik ), perisai ( nggiling ), penangkis (koret), dan penutup kepala (panggal).

Para pemain bertelanjang dada, namun mengenakan pakaian perang pelindung paha dan betis berupa celana panjang berwarna putih dan sarung songke ( songket khas Manggarai).

‎Kain songke berwarna hitam dililitkan dipinggang hingga selutu untuk menutupsebagian dari celana panjang.

Di pinggang belakang dipasang untaian giring-giring yang berbunyi mengikuti gerakan pemain. topeng atau hiasan kepala (panggal) dibuat dari kulit kerbau yang keras berlapis kain berwarna-warni.

Hiasan kepala berbentuk tanduk kerbau ini dipakai unruk melindungi wajah dari para pemain.

Wajah di tutupi oleh kain destar sehingga mata masih bisa melihat arah gerakan lawan.

Seluruh kulit tubuh pemain adalah sah sebagai sasaran cambukan, kulit bagian dada, punggung, dan lengan yang tebuka adalah sasaran cambuk.

Luka-luka akibat cambukan dikagumi sebagai lambang maskulinitas.

‎Tarian ini dimainkan saat syukuran musim panen ( hang woja ) dan ritual tahun baru (penti), upacara pembuka lahan atau upacara adat besar lainnya, serta dipentaskan untuk menyambut tamu penting.***

‎

Tags: Tarian CaciTarian UnikTradisi Caci

Post Terkait

Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua
Camilan

Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua

4 Agustus 2025
5
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
‎Kerik Gigi, Tradisi Unik Perempuan Mentawai   ‎
budaya

‎Kerik Gigi, Tradisi Unik Perempuan Mentawai  ‎

29 Juli 2025
9
Sumpit, Senjata Tradisional Dayak nan Mematikan   ‎
Tradisi

Sumpit, Senjata Tradisional Dayak nan Mematikan  ‎

21 Juli 2025
4
Gedebung Sampan, Olahraga Unik Khas Bondowoso 
Olahraga

Gedebung Sampan, Olahraga Unik Khas Bondowoso 

21 Juli 2025
2
Next Post
Masam Jing, Penggugah Selera dari Tanah Gayo

Masam Jing, Penggugah Selera dari Tanah Gayo

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In