July 4, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Jejak Jawa di Tanah Suriname  ‎

Redaksi by Redaksi
21 May 2025
in budaya
0
Jejak Jawa di Tanah Suriname   ‎

“‎Suriname akan menggelar pemilihan umum pada Minggu, 25 Mei 2025. Negara ini mungkin belum akrab di telinga banyak orang, tetapi menyimpan keunikan tersendiri”

‎Terletak di pesisir utara Amerika Selatan, Suriname dikenal sebagai negara terkecil di kawasan itu.

BACA JUGA

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

Uniknya Tradisi Balap Karung

Meski kecil, Suriname memiliki kekayaan etnis, sumber daya alam yang melimpah, dan status langka sebagai negara dengan jejak karbon negatif.

‎Bahkan banyak pula warganya yang keturunan etnis Jawa, Indonesia dan fasih dalam berbahasa Jawa.

‎Berikut lima fakta menarik mengenai Suriname yang dirangkum dari AFP.

‎1. Negara multietnis, termasuk etnis Jawa

‎Suriname merupakan bekas koloni Belanda yang meraih kemerdekaan pada 1975.

Dengan luas 163.820 kilometer persegi, wilayahnya membentang dari pantai Atlantik di utara hingga perbatasan Brasil di selatan, diapit oleh Guyana dan Guyana Prancis.

‎Sebagian besar penduduk tinggal di dataran rendah pesisir, khususnya di ibu kota Paramaribo.

Menurut data PBB tahun 2024, jumlah penduduk Suriname mencapai 634.000 jiwa.

‎Komposisi etnisnya beragam, mencakup keturunan India Hindustan, Kreol, Maroon (keturunan budak Afrika), penduduk asli Amerika, warga keturunan Belanda, serta komunitas etnis Jawa yang jumlahnya cukup signifikan.

Partai Reformasi Progresif (VHP) yang berkuasa sejak 2020 awalnya dikenal sebagai representasi komunitas Indo-Suriname.

Namun, kini partai ini mulai mewakili seluruh etnis secara lebih inklusif. Pemimpinnya, Presiden Chan Santokhi, kembali mencalonkan diri dalam pemilu kali ini.

Presiden Suriname dipilih oleh parlemen melalui mekanisme mayoritas dua pertiga.

‎2. Dari bauksit ke minyak lepas pantai

‎Ekonomi Suriname dulunya sangat bergantung pada tambang bauksit. Kini, sektor emas mendominasi dengan menyumbang lebih dari 75 persen ekspor nasional, menurut Bank Dunia.

Namun, eksploitasi emas juga membawa tantangan, termasuk maraknya penambangan ilegal dan pencemaran lingkungan.

Sejak ditemukannya cadangan minyak mentah lepas pantai pada 2020, Suriname berharap dapat mengubah perekonomiannya.

TotalEnergies, perusahaan energi asal Perancis, dijadwalkan mulai melakukan pengeboran pada 2028.

Untuk mendistribusikan hasil kekayaan tersebut secara merata, pemerintah meluncurkan program “Royalti untuk Semua Orang” pada awal Mei.

Program ini memberikan dana sebesar 750 dolar AS (sekitar Rp 12,3 juta) ke setiap warga melalui rekening tabungan.

‎Meski demikian, hampir 17,5 persen penduduk Suriname masih hidup dalam kemiskinan.

‎3. Negara dengan jejak karbon negatif

‎Suriname menjadi salah satu dari sedikit negara yang menyandang status negatif karbon, berkat hutan hujan Amazon yang menutupi lebih dari 90 persen wilayahnya.

Artinya, negara ini menyerap lebih banyak karbon dibandingkan emisi yang dihasilkannya.

‎Negara ini juga kaya keanekaragaman hayati. Cagar Alam Suriname Tengah menjadi habitat bagi lebih dari 5.000 spesies tumbuhan dan hewan, termasuk jaguar, kungkang, tapir, dan berbagai jenis burung serta primata.

‎4. Mantan presiden dengan dua hukuman

‎Desi Bouterse, mantan sersan militer, merebut kekuasaan lewat kudeta pada 1980, hanya lima tahun setelah Suriname merdeka.

Ia memimpin pemerintahan militer hingga 1987, dan sempat kembali berkuasa pada 1990–1991.

Namanya lekat dengan konflik bersenjata dan pelanggaran HAM, termasuk pembantaian Moiwana pada 1986 yang menewaskan sedikitnya 35 orang.

Pada 2010, Bouterse terpilih secara demokratis sebagai presiden. Jabatan itu melindunginya dari surat penangkapan Interpol, menyusul vonis 11 tahun penjara oleh pengadilan Belanda atas kasus perdagangan kokain.

‎Ia kembali dihukum 20 tahun penjara pada 2023 atas keterlibatannya dalam pembunuhan lawan politik pada 1982.

Alih-alih menjalani hukuman, ia memilih bersembunyi. Desi Bouterse meninggal dunia pada akhir 2024.

‎5. Gudang bintang sepak bola

‎Tak hanya itu saja, Suriname punya pengaruh besar dalam dunia sepak bola, terutama di Belanda.

Sejumlah legenda seperti Frank Rijkaard dan Ruud Gullit memiliki darah Suriname. Begitu pula dengan Clarence Seedorf dan Edgar Davids yang lahir di negara tersebut.

‎Generasi saat ini juga menyumbang nama besar seperti Virgil van Dijk, Georginio Wijnaldum, Denzel Dumfries, Xavi Simons, hingga Patrick Kluivert.

Mereka menjadi kebanggaan diaspora Suriname di dunia olahraga internasional. ,(*/kps)

‎

‎

‎

‎

‎

‎

Tags: Jawa di SurinameJejak JawaNegara Suriname

Post Terkait

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras
budaya

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

4 July 2025
2
Uniknya Tradisi Balap Karung
budaya

Uniknya Tradisi Balap Karung

4 July 2025
1
Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 
budaya

Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 

3 July 2025
5
Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak  ‎
budaya

Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak ‎

3 July 2025
2
Sombrero, Topi Unik dari Mexico
budaya

Sombrero, Topi Unik dari Mexico

2 July 2025
2
Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung  ‎
budaya

Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung ‎

2 July 2025
3
Next Post
Sambal Kecap, Cocolan yang Menghidupkan Suasana

Sambal Kecap, Cocolan yang Menghidupkan Suasana

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orang-Orang Berengsek di Tarumanegara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In