PERUMDA Tirta Jam Gadang selaku operator layanan air bersih di Kota Bukittinggi, sejak beberapa waktu belakangan, kewalahan dalam memberikan layanan maksimal kepada pelanggannya.
Akibatnya, keluhan dan protes kerap kali diterima oleh perusahaan pelatihan merah milik Pemerintah Kota Bukittinggi tersebut.
Direktur Utama Perumda Tirta Jam Gadang, Budi Suhendra menyebutkan, ketersediaan air berkurang lantaran keterbatasan sumber air bersih guna memenuhi kebutuhan dari pelanggan.
”Selain itu juga tingkat kebocoran pipa yang mencapai 42 persen, mengingat usia pipa rata-rata telah mencapai 38 tahun,” ucapnya.
Akibat kondisi tersebut, terjadi defisit air bersih yang sangat besar bahkan mencapai 200 liter per detik dari total kebutuhan air 400 liter per detik bagi 10.500 pelanggan.
Pihaknya kata Budi, terus mengupayakan pembenahan. Selain melakukan peremajaan terhadap pipa yang ada, pun mengeruk sedimentasi berupa pasir dan lumpur yang mengendap di embung Tabek Gadang.
Terkait pipa yang dikelola oleh Perumda Tirta Jam Gadang, kata Budi mencapai 195 KM. Namun yang diremajakan baru sekitar 12 persen saja.
Lebih jauh dikatakan, akibat berkurangnya ketersediaan air bagi pelanggan, sistem bergiliran terpaksa diberlakukan.
Ditanya terkait sumber air bersih bagi Perumda Tirta Jam Gadang, saat ini kata dia ada tiga yakni, di Sungai Tanang, embung Tabek Gadang dan Cingkariang.
Di Sungai Tanang, suplai air 160 liter per detik. Jumlahnya debet airnya fluktuatif. Jika dirata-ratakan, terpenuhi 80 sampai 120 liter per detik waktu normal.
Sedangkan untuk sumber mata air Cingkariang 10 liter per detik. Dan Tabek Gadang 40 liter per detik. (ted)