Oktober 27, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Blangkon, Penutup Kepala yang Sarat Makna

Redaksi by Redaksi
7 Mei 2025
in budaya
0
Blangkon, Penutup Kepala yang Sarat Makna

MASYARAKAT dari berbagai kebudayaan rata-rata mengenal penutup kepala sebagai bagian dari kelengkapan pakaiannya.

Mereka biasanya mengenakan penutup kepala atau topi sebagai pelindung dari panas.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

‎Sedangkan masyarakat di Jawa, mengenal penutup kepala tradisional berupa blangkon.

Namun, bagi mereka blangkon memiliki banyak arti, bukan sekadar penutup kepala biasa.

‎Blangkon merupakan penutup kepala yang terbuat dari kain batik. Penutup kepala ini digunakan oleh pria sebagai pelengkap busana tradisional Jawa.

‎Berawal dari Iket

‎Di artikel Blangkon dan Kaum Pria Jawa di jurnal seni budaya Gelar Vol 16 (2016), Anugrah Cisara menulis bahwa pada awalnya masyarakat di Jawa menggunakan iket sebagai penutup kepala. Iket merupakan kain batik berbentuk persegi.

‎Dalam penggunaannya, kain ini dilipat hingga berbentuk segitiga kemudian dililitkan atau diikat ke kepala. Hal itu yang mendasari penamaan iket untuk kain tersebut. Beberapa orang menyebutnya sebagai udeng.

‎Namun, dalam praktiknya, penggunaan iket ini tidaklah mudah.

Penggunanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mengikatkan ke kepalanya dengan bentuk yang estetik.

‎Para seniman dari kalangan bangsawan lantas membuatnya lebih praktis. Iket yang sudah dibentuk sedemikian rupa ini kemudian diproses sedemikian rupa sehingga menjadi kaku.

Sehingga, penggunanya hanya perlu mengenakannya seperti memakai kopiah.

‎Menunjukkan Kelas Sosial

‎Selain lebih praktis, blangkon ternyata juga digunakan untuk menunjukkan kelas sosial penggunanya.

Pada masa lalu, blangkon banyak digunakan oleh para bangsawan dan orang-orang di lingkungan keraton.

‎Adapun masyarakat biasa tetap menggunakan iket atau udeng untuk penutup kepalanya.

‎Para seniman itu membuat pakem-pakem dalam pembuatan blangkon.

Semakin rumit pakemnya, hasilnya akan digunakan oleh masyarakat dengan kelas sosial yang lebih tinggi.

‎Tentunya, proses pembuatannya juga akan lebih sulit. Sebuah blangkon bisa memiliki 14-17 wiru atau lipatan yang rapi, baik di sisi kanan maupun kiri.

Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian dan waktu yang lama.

‎Fungsi Blangkon

‎Hasil karya seni ini membuat blangkon memiliki banyak fungsi. Tentunya, menjadi penutup dan pelindung kepala tetap menjadi fungsi pokok dari kelengkapan busana ini.

‎Selain itu, kini blangkon sudah menjadi kelengkapan dari pakaian tradisional Jawa.

‎Blangkon juga menjadi sebuah wujud karya seni yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Bentuknya yang indah bisa membuat penggunanya menjadi terlihat berwibawa. (gus)

‎

‎

‎

‎

Tags: BlangkonMakna BlangkonPenutup Kepala

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
3
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
5
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
5
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
10
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
Next Post
Clorot, Simanis yang Mulai Sulit Ditemukan 

Clorot, Simanis yang Mulai Sulit Ditemukan 

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In