July 4, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home World

Bum Bum dengan Chukudu

Kendaraan Ramah Lingkungan dari Afrika

Redaksi by Redaksi
27 April 2025
in World
0
Bum Bum dengan Chukudu

‎ALAT transportasi berperan penting dalam menggerakkan roda ekonomi.

Namun, masyarakat yang tinggal di negara miskin harus berpikir keras untuk mencari dan menciptakan alternatif angkutan yang murah dan mudah.

BACA JUGA

Beda Antara Yahudi, Zionisme & Israel

Samba, Goyangan Khas Brasil nan Memukau 

‎Kondisi ini mirip dengan yang terjadi di negara Kongo, Afrika Tengah.

Menurut opportunity.org, Kongo merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi dan termiskin di Afrika.

‎Tiga dari empat orang yang tinggal di negara itu mendapat gaji di bawah $1.90 atau Rp 27 ribu (dengan kurs $1 = Rp 14.261) tiap harinya.

‎Demi menekan pengeluaran uang, warga-warga di Kongo mengakali cara mendapatkan sarana transportasi untuk mendapatkan penghasilan lebih.

Melansir situs designindaba.com, banyak warga di sana memilih untuk menggunakan chukudu.

‎Chukudu merupakan “motor” tanpa mesin yang digunakan untuk mengantar jarak jauh beragam jenis barang.

Bodinya dibuat dari kayu eucalyptus, sedangkan rodanya dibuat dari kayu mumba dan dibalut karet dari ban bekas.

‎Kendaraan roda ini dibuat dengan berbagai macam desain sesuai kebutuhan dan kegunaannya.

Ada yang membuat lubang di bagian tengah bodi untuk membawa kayu bakar, atau menggunakan keranjang besar untuk membawa beragam barang.

‎Daya tampung chukudu cukup besar. Satu unitnya bisa mengendong barang dengan bobot 800 kg.

Untuk ongkos pembuatan Chukudu, rata-rata masyarakat Kongo mengeluarkan uang $100 atau Rp 1,4 jutaan.

‎Cara penggunaan chukudu mirip seperti otoped atau skuter. Kendaraan roda dua itu didorong menggunakan kaki untuk melaju.

Setelah skuter besar itu berjalan di kecepatan konstan atau menuruni bukit, pengendara bisa duduk, atau berdiri.

‎Pengoperasian chukudu yang sangat sederhana dengan daya tampung yang besar memberikan peluang pendapat baru bagi masyarakat Kongo.

Salah satunya adalah Tumaini Obedi. Dia adalah pengemudi chukudu yang tinggal di Goma, Kongo.

‎Menurut Obedi, keberadaan chukudu sangat penting bagi kehidupannya. Tanpa Chukudu, dia tidak dapat uang.

Bahkan dia memastikan, dengan chukudu, orang di Kongo pasti bisa punya penghasilan.

‎”Sama seperti petani membutuhkan cangkulnya, saya membutuhkan chukudu. Kendaraan itu membantu hidup saya. Jika Anda memiliki chukudu, Anda akan mendapatkan uang,” ungkap Obedi dalam video yang diunggah pada situs resmi bbc.com.

‎Dia menambahkan bahwa banyak orang membutuhkan jasa untuk mengantar barang.

Setiap paginya dia pasti akan mendapatkan pelanggan yang membutuhkan pengiriman barang melalui “motor dorong” chukudu.

‎”Saya mempunyai pelanggan di sini yang menelpon di pagi hari dan meminta saya untuk membawa barang. Saya tidak memilih apa yang dibawa, saya akan membawa apa saja,” jelasnya.

‎Meski kendaraan unik itu dibuat dengan bahan kayu yang kuat, tidak bisa dipungkiri bahwa sisi keselamatan chukudu sangatlah minim.

Posisi berkendara yang tinggi, bodi ramping dan panjang, serta roda kayu dibalut karet dari ban bekas bukanlah kombinasi yang ideal untuk digunakan di jalanan umum.

‎Obedi sendiri mengetahui bahaya ini. Lantas ia tidak ingin anaknya mengikuti jejaknya.

Sebab itu, jika kondisi perekonomiannya membaik, ia akan membeli sepeda motor, lalu beralih ke bus untuk bekerja.

‎”Saya tidak mau anak-anak saya menjadi pengemudi chukudu. Banyak orang yang jatuh (dari chukudu) dan meninggal. Jika saya memiliki uang lebih, saya hendak membeli motor dan berlanjut ke bus untuk terus bekerja,” tutupnya. ***

‎

Tags: ChukuduKendaraan Ramah lingkunganKendaraan Tradisional

Post Terkait

Beda Antara Yahudi, Zionisme & Israel
World

Beda Antara Yahudi, Zionisme & Israel

23 June 2025
4
Samba, Goyangan Khas Brasil nan Memukau 
budaya

Samba, Goyangan Khas Brasil nan Memukau 

13 June 2025
2
Negara-Negara Islamophobia di Dunia
World

Negara-Negara Islamophobia di Dunia

26 May 2025
4
Svið, Makanan Rating Terburuk di Dunia 2025 Versi Taste Atlas  ‎
Kuliner

Svið, Makanan Rating Terburuk di Dunia 2025 Versi Taste Atlas ‎

25 May 2025
7
Uniknya Memancing Ikan di Srilanka 
budaya

Uniknya Memancing Ikan di Srilanka 

25 May 2025
3
Deretan Negara Tanpa Tentara di Dunia
Headline

Deretan Negara Tanpa Tentara di Dunia

24 May 2025
3
Next Post
‎Khol, Make Up Pertama di Atas Dunia

‎Khol, Make Up Pertama di Atas Dunia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orang-Orang Berengsek di Tarumanegara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In