Warga Desa Bululanjang, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik menggelar Tradisi Rasol.
Tradisi ini digelar setiap tahun setelah selesai musim tanam.
Dalam tradisi ini, warga beramai-ramai memandikan sapi di pantai.
Ini setelah hewan ternak tersebut digunakan untuk membajak sawah selama musim tanam.
Sebelum acara puncak berlangsung, warga lebih dulu menggelar doa bersama di musala masing-masing.
Doa tersebut sebagai bentuk rasa syukur atas panen yang telah mereka lalui.
Ketika hari pelaksanaan tiba, ratusan warga berbondong-bondong menuju pantai.
Para pemilik sapi, terutama kaum laki-laki, ikut masuk ke laut untuk memandikan hewan ternaknya.
Suasana semakin semarak karena banyak warga yang melihat langsung di pinggir pantau.
Tak hanya itu dalam tradisi ini, biasanya warga perantauan juga pulang kampung demi bisa mengikuti tradisi ini.
Salah satu warga adalah Hosa, ia mengaku sengaja pulang dari Malaysia demi bisa mengikuti tradisi yang sudah turun-temurun itu.
”Saya sudah lama tidak pulang ke Boyan (sebutan untuk Bawean bagi perantau). Tradisi ini sangat meriah dan harus tetap dijaga,” ujarnya.
Kepala Desa Bululanjang, Umar, menegaskan bahwa Tradisi Rasol adalah bagian dari identitas budaya masyarakat setempat.
Oleh karena itu, pemerintah desa telah menetapkannya sebagai agenda tahunan yang terus dilestarikan.
”Tradisi ini bukan hanya sekadar memandikan sapi, tetapi juga menjadi ajang berkumpul dan mempererat kebersamaan warga. Setelah bekerja keras di sawah, mereka menikmati waktu bersama di pantai, berbagi makanan, dan bercengkrama dengan sanak saudara,” kata Umar.
Tak hanya bagi orang dewasa, Rasol juga menjadi momen spesial bagi anak-anak yang bisa bermain di laut, berenang, dan bercanda bersama teman-temannya.
Lebih dari sekadar hiburan, Tradisi Rasol juga memiliki nilai religius yang mendalam.
Selain sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diberikan, doa bersama juga menjadi sarana memohon keselamatan dan hasil panen yang melimpah di musim berikutnya.***