Oktober 22, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home Buah Tangan

Ti’i Langga, Topi Unik Masyarakat Rote

Redaksi by Redaksi
14 Juni 2025
in Buah Tangan, budaya, Tradisi
0
Ti’i Langga, Topi Unik Masyarakat Rote

TI’I LANGGA adalah topi tradisional orang Rote, yang terbuat dari daun lontar. Ksrena bentuknya yang khas, maka setiap orang Rote ingin memilikinya.

Topi itu sendiri, mirip dengan Sombrero yang dipakai masyarakat Mexico.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

‎Secara etimologis, ti’i langga berasal dari bahasa Rote (dialek Termanu) yang berarti topi.

Kemudian, istilah tersebut digunakan untuk menyebut jenis topi yang dianyam dari daun lontar (Borassusflabillifer).

‎Dari cerita lisan orang Rote, ti’i langga pertama kali ditemukan oleh nelayan bernama Fifino Dulu dari daerah timur pulau.

Pada suatu ketika, Fifino Dulu dan anaknya yang bernama Tua Fifino pergi mengail di Lua Ende do Fua Nafu (salah satu nama tempat di nusak Lole).

Kemudian, mereka menangkap seekor kura-kura dan seekor pari lalu dibawa pulang ke rumah.

‎Dalam perjalanan pulang, keduanya berhenti sejenak di sekumpulan pohon lontar untuk berlindung dari sengatan terik matahari.

Tak sengaja, Fifino Dulu melihat daun lontar yang masih utuh dan sempurna yang dapat membantu melindungi kepala dari terik matahari.

Kemudian, daun lontar itu diambil dan digunakan untuk melindungi kepala. Namun karena dilihat tampilannya kurang baik, Tua Fifino mengeluarkan kura-kura dan pari lalu memberikan kepada Fifino Dulu untuk membuat pelindung kepala seperti kura-kura dan sayap pari.

‎Permintaan itu dituturkan berupa ha’ituadoonfofelifiinleo kea tana ma so’do don leohailida, artinya ambil daun lontar dan anyam seperti cangkang kura-kura dan seperti sayap ikan pari.

Selanjutnya, mereka mengambil topi itu dan menaruhnya sebagai pelindung (ti’i) kepala (langga).

‎Fungsi Ti’i Langga

‎Umumnya, pria Rote menggunakan topi ini sebagai aksesoris pakaian tradisional.

Adakalanya, topi digunakan saat acara tertentu, seperti menarikan tarian tradisional atau saat upacara pernikahan sebagai penerima tamu.

Kaum perempuan juga menggunakan ti’i langga saat acara tertentu, seperti acara tarian bersama laki-laki dan perempuan.

‎Selain itu, ti’i langga juga digunakan sebagai hiasan dinding rumah. Ti’i langga yang digunakan sebagai hiasan dinding memiliki makna berupa jumlah anak perempuan yang sudah menikah ditandai dengan topi yang tergantung di dinding.

Namun tidak selamanya bermakna seperti itu, karena setiap orang di Pulau Rote ingin memiliki topi ini.

‎Makna Lekukan Ti’i Langga Ti’i langga memiliki filosofi untuk kehidupan masyarakat Rote Ndao yang diungkapkan pada setiap bagiannya.

Ciri khas ti’i langga adalah terdapat jambul dengan tinggi 40 sampai 60 cm. Jambul itu terdiri dari sembilan tingkatan, setiap tingkatan terdapat dua lekukan.

‎Setiap lekukan jambul terdapat 18 lekukan yang melambangkan jumlah kerajaan atau nusak yang terdapat di Pulau Rote.

‎Sebanyak 18 lekukan jambul itu dibelah oleh satu garis lurus yang melambangkan keseimbangan.

Pada bagian badan ti’i langga terdapat garis lurus yang memiliki fungsi untuk memperkuat jambul, garis diikat sampai ke belakang yang melambangkan pemerataan.

Di bagian pinggir ti’i langga terdapat ujung daun yang tersusun rapi dan disatukan oleh tiga lingkaran.

Ujung-ujung daun tersebut menggambarkan masyarakat Rote yang disatukan oleh struktur pemerintahan yang kuat.

‎Kuatnya sistem pemerintahan ini ditandai dengan melingkarnya dua garis pada setiap lingkaran untuk mempererat ujung-ujung daun yang tersusun di pinggir ti’i langga.

Fungsi  lipatan bagian ke kiri ti’i langga adalah sebagai tempat persembunyian benda-benda berharga, seperti uang, tembakau, emas, dan lain-lain.

Ada juga bagian pet ti’i langga, bagian yang berfungsi sebagai penghormatan kepada orang yang ditemui dan tali pengikat yang berfungsi memperat ti’i langga saat dipasangkan di kepala. Bagian ini juga melambangkan kekuatan dan keberanian.

‎Setiap, ti’i langga dibuat untuk melambangkan ciri khas Rote yang berjiwa pemimpin.

Secara umum, ti’i langga memiliki makna keperkasaan dan kehormatan seorang laki-laki Rote.

Setiap orang yang mengenakan ti’i langga dapat menonjolkan kepemimpinannya yang dapat menyatukan, menjaga rahasia, menghormati, dan melindungi masyarakat Rote. ***

‎

‎

‎

Tags: Sombrero Pulau RoteTI'I LanggaTopi Unik

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
3
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
5
Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua
Camilan

Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua

4 Agustus 2025
5
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
4
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
10
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Next Post
Nasi Uduk, Rasanya tak Sesimpel Bikinnya  ‎

Nasi Uduk, Rasanya tak Sesimpel Bikinnya ‎

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In