Oktober 23, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

‎Suku Pemakan Daging Manusia yang Masih Ada Sampai Saat Ini

Redaksi by Redaksi
27 Juni 2025
in budaya, Tradisi
0
‎Suku Pemakan Daging Manusia yang Masih Ada Sampai Saat Ini

‎Menarik untuk dicatat bahwa ada lima suku kanibal kejam yang masih hidup di zaman modern.

Ini karena ada budaya dan tradisi yang berbeda dari kebanyakan masyarakat modern.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

‎Alasannya, sebagian besar suku kanibal tinggal di hutan, tidak tersentuh peradaban dan menolak orang asing.

‎Berikut lima suku kanibal brutal yang masih hidup di zaman modern, melansir Okezone.

‎1.Suku Asmat

‎Salah satu suku di Papua Nugini yaitu suku Asmat memiliki reputasi sebagai kanibal.

Mereka tidak segan-segan membunuh musuh dan memakan dagingnya.

Mereka juga mencari seseorang dengan nama yang sama dengan seseorang yang terbunuh.

‎Suku Asmat juga menggunakan tengkorak musuhnya sebagai bantal tidur.

Praktik kejam ini muncul dari kenyataan bahwa kehidupan suku Asmat penuh dengan peperangan antar suku.

‎2. Suku Sentinel

‎Suku Sentinel adalah suku yang berasal dari sebuah pulau di India Timur.

Mereka benar-benar mengisolasi diri dari dunia luar dan tidak mengizinkan orang asing memasuki wilayah mereka.

‎Pemerintah India telah melarang kunjungan ke pulau tempat tinggal suku Sentinel.

Alasannya adalah karena mereka tidak segan-segan membunuh siapa pun yang mendekati wilayah mereka.

Selama itu, mereka bertahan hidup dengan berburu.

‎3. Suku Korowai

‎Suku Korowai adalah suku kanibal yang tinggal di kaki pegunungan Jayawijaya di Papua, Indonesia.

Mereka makan hasil berburu setiap hari dan tinggal di rumah pohon.

‎Alasan mereka mempraktikkan kanibalisme adalah untuk melawan Khakhua.

Bagi orang Korowai yang mati karena jatuh atau sekarat, alasannya sudah jelas. Berbeda dengan orang yang mati tua atau sakit.

‎Karena keterbatasan pengetahuan, suku Korowai percaya bahwa ada orang yang meninggal secara misterius karena khakhua. Jadi mereka memakan daging orang mati.

‎4. Suku Aghori

‎Berikutnya suku Aghori di India yang terkenal keji dan masih hidup di zaman modern.

Mereka menolak konsep baik dan jahat dalam hidup. Kehidupan suku ini membebaskan jenis makanan dan pakaian.

‎Orang Aghori hidup dari alam. Jadi tidak ada perbedaan antara memakan daging hewan atau manusia.

Banyak dari mereka telanjang dan memakan kotoran.

‎5. Yanomami

‎Mempraktikkan kanibalisme bukanlah hal yang tabu bagi suku Yanomami yang tinggal di Brazil.

Bagi mereka, kanibalisme adalah ritual mulia untuk membawa orang yang dicintai ke surga atau reinkarnasi.

‎Suku Yanomami mulai mempraktikkan tradisi ini sejak 1.500 tahun yang lalu.

Ketika ada anggota keluarga yang meninggal, mereka mengikuti tradisi merebus jenazah anggota keluarganya dengan pisang yang difermentasi.

‎Itulah tadi 5 suku kanibal brutal yang masih hidup di zaman modern. (okz)

‎

Tags: Suku kanibalSuku pedalamanSuku pemakan daging manusia

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
3
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
5
Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua
Camilan

Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua

4 Agustus 2025
5
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
4
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
10
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Next Post
Angeun Lada, Si Pedas Asam dari Pandeglang 

Angeun Lada, Si Pedas Asam dari Pandeglang 

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In