July 4, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Semaikan Kembali Budaya Minang dengan “Kato Nan Ampek” ‎

Redaksi by Redaksi
13 April 2025
in budaya
0
Semaikan Kembali Budaya Minang dengan “Kato Nan Ampek”  ‎

‎MASYARAKAT Sumatera Barat yang menjadi bagian utuh dari suku Minangkabau, selama ini dikenal sebagai komunitas yang sangat dekat dengan budaya mereka.

‎Tak hanya dengan tetap mempertahankan sistem kekerabatan melalui garis ibu (matrilinear), mereka juga selalu menjadikan budaya sebagai bagian tak terpisahkan dalam perjalanan hidup mereka, baik di kampung halaman maupun mereka yang menyambung hidup di tanah rantau.

BACA JUGA

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

Uniknya Tradisi Balap Karung

‎”Alhamdulillah, masyarakat Minang dimanapun mereka berada, tetap mempertahankan akar budaya mereka secara utuh dan ini adalah wujud tetap lestarinya budaya tersebut,” kata wakil ketua DPRD Kota Bukittinggi, H Zulhamdi Nova Candra IB saat berbincang dengan jurnal budaya.com.

‎Pria yang juga pemangku adat dengan gelar Pangulu Alam di kaum pasukan Jambak Bantolaweh, Ngarai & Ateh Ngarai, Kota Bukittinggi itu, selama ini memang cukup concern dalam upaya pelestarian budaya.

‎Dalam kapasitasnya sebagai salah seorang penghulu dan juga politisi, Candra berharap, kemajuan zaman tak membuat budaya serta tradisi yang hidup di tengah masyarakat buyar begitu saja.

‎”Kato Nan Ampek adalah sebuah kunci agar budaya kekerabatan dan penghormatan tetap hidup di tengah masyarakat. Dengan mempertahankan Kato Nan Ampek, selain budaya terjaga, adat dan adap pun bisa terpelihara,” imbuhnya.

‎”Kato Nan Ampek” adalah sebuah tata laksana kehidupan yang diaplikasikan langsung dalam kehidupan sehari hari. Baik dalam lingkup keluarga, tetangga, handai taulan dan komunitas lainnya.

‎Sebagaimana namanya, Kato Nan Ampek terdiri dari empat tataran. Diantaranya Kato Mandaki, Kato Malereang, Kato Mandata dan Kato Manurun.

‎”Kato Mandaki adalah cara atau adab saat kita berhubungan dengan orang tua, baik ibu bapak, Ninik mamak dan kaum tua lainnya,” jelasnya.

‎Kato Malereang adalah adab atau tata krama yang harus dipakai bersosialisasi dengan ipar, besan dan sumando.

‎Sementara Kato Mandata berkaitan dengan adab yang digunakan saat bersosialisasi dengan mereka yang berusia sebaya.

‎”Adapun Kato Manurun digunakan saat berhadapan dengan mereka yang usianya di bawah kita,” ucap politisi Partai NasDem ini pula.

‎Hal lainnya yang tak kalah penting untuk diterapkan agar budaya Minang “Tak Lapuk Karena Hujan dan Tak Lekang Karena Panas” adalah cara kita memperlakukan anak keturunan kita, kemenakan kita serta orang yang satu daerah dengan kita.

‎”Ini juga ada aturannya, sebagaimana disebutkan dalam pepatah “Urek Paku Kacang Balimbiang, Bajalan Lenggang Lenggokkan. Anak Dipangku Kamanakan Dibimbiang, Urang Kampuang Dipatenggangkan,” urainya.

‎Pepatah tersebut menurutnya mengisyaratkan kalau masyarakat Minang tak hanya bertanggung jawab pada anak dan saudaranya saja. Tapi juga bertanggung jawab pada masyarakat sekitarnya.

‎”Kalau hal di atas bisa terus disemai, insyaallah budaya dan adab serta adat akan tetap tumbuh dengan subur dalam kehidupan masyarakat kita, baik di Ranahminang pun di perantauan,” katanya mengakhiri. (ted)

‎

‎

Tags: Budaya MinangKato nan ampekZulhamdi Nova Candra

Post Terkait

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras
budaya

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

4 July 2025
2
Uniknya Tradisi Balap Karung
budaya

Uniknya Tradisi Balap Karung

4 July 2025
1
Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 
budaya

Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 

3 July 2025
5
Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak  ‎
budaya

Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak ‎

3 July 2025
2
Sombrero, Topi Unik dari Mexico
budaya

Sombrero, Topi Unik dari Mexico

2 July 2025
2
Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung  ‎
budaya

Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung ‎

2 July 2025
3
Next Post
Baleo, Uji Nyali & Ketangguhan  Ala Nelayan Lamalera  ‎

Baleo, Uji Nyali & Ketangguhan  Ala Nelayan Lamalera ‎

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orang-Orang Berengsek di Tarumanegara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In