SIAPAPUN pernah mendengar istilah puisi, setiap orang pasti pernah menikmati sebuah puisi.
Dan pastinya, semua orang ingin diberikan sebuah puisi.
Namun tahukah kalian, apa yang dimaksud dengan puisi?
Untuk diketahui, puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer.
Puisi dinilai memiliki keindahan tersendiri lewat bahasa yang digunakan.
Bahkan, puisi juga dapat menggambarkan perasaan dan emosi penulisnya.
Puisi sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis.
Menulis puisi juga tak bisa sembarangan karena terdapat struktur penulisan yang baik dan benar, sehingga bisa menghasilkan puisi indah serta mengagumkan.
Lantas, apa yang dimaksud dengan puisi? Lalu apa saja jenis-jenis puisi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, serta penyusunan larik dan bait.
Puisi juga bisa diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat, sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Sejumlah ahli memaparkan pendapatnya masing-masing mengenai pengertian puisi.
Dalam buku Sastra Indonesia oleh tim Sastra Cemerlang, menurut seorang ahli bernama Sumardi, puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi padu dan pemilihan kata yang imajinatif.
Sedangkan menurut James Reeves, seorang ahli penulis asal Inggris yang terkenal karena puisi, drama, dan karya sastranya, puisi diartikan sebagai ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.
Jenis-jenis Puisi
Puisi terbagi menjadi dua jenis, yakni puisi lama dan puisi modern. Apa perbedaannya? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Puisi Lama
Puisi lama masih menggunakan aturan penulisan sebagai berikut:
– Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
– Persajakan (rima)
- Banyak suku kata di setiap baris
– Irama.
Puisi lama juga memiliki sejumlah ciri-ciri seperti:
- Tidak diketahui nama pengarangnya
– Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut.
- Sangat terikat akan aturan-aturan, seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima.
Puisi lama terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, yakni pantun, syair, talibun, dan gurindam. Berikut masing-masing penjelasannya:
a. Pantun
Jenis puisi lama yang bersajak a b a b. Pantun memiliki empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.
b. Talibun
Puisi ini terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat baris. Jumlah baris pada talibun selalu genap, contohnya dua baris sampir dan dua baris isi.
c. Syair
Syair memiliki empat bait dan bersajak a a a a serta isinya mengisahkan suatu hal.
d. Gurindam
Jenis puisi ini terdiri dari dua baris dan berirama sama. Isi baris pertama adalah sebab, sedangkan baris kedua menjelaskan akibat.
2. Puisi Modern
Berbanding sebaliknya, puisi modern tidak terikat lagi oleh aturan dan bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dari segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Puisi modern memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
- Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris
– Persajakan akhir yang teratur
– Menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain
– Umumnya puisi 4 seuntai
– Setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
– Setiap gatranya terdiri dari dua kata dan 4-5 suku kata.
Puisi modern juga terbagi lagi ke dalam berbagai jenis, mulai dari puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Berikut penjelasannya:
a. Puisi Naratif
Puisi ini digunakan untuk menyampaikan suatu cerita. Puisi naratif dibedakan menjadi tiga yaitu epic, romansa, dan balada.
b. Puisi Lirik
Jenis puisi modern ini digunakan untuk mengungkapkan gagasan penyair.
c. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif dipakai untuk mengemukakan pendapat serta kesan penyair. (*/ted)