July 4, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home Gaya Hidup

Kesulitan Bukan untuk Dihindari!

Redaksi by Redaksi
29 May 2025
in Gaya Hidup
0
Kesulitan Bukan untuk Dihindari!

‎DALAM kehidupan di dunia modern yang begitu menjunjung kenyamanan dan kemudahan, Massimo Pigliucci—seorang filsuf kontemporer dan salah satu tokoh utama kebangkitan filsafat Stoik modern—mengajukan pemikiran yang berani dan menantang: “Kesulitan adalah pelatih kehidupan, bukan musuh yang harus dihindari.

‎Ungkapan ini bukan sekadar retorika filosofis. Ia menyentuh inti dari cara kita memaknai penderitaan, hambatan, dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA

Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 

Hadirkan Muka Segar & Awet Muda dengan Air Rebusan Berikut

‎Jadikan Kesulitan Sebagai Guru

‎Pigliucci mengadopsi warisan pemikiran Stoik klasik, seperti yang ditemukan dalam tulisan-tulisan Epictetus dan Seneca, yang menekankan bahwa manusia tidak pernah bisa mengendalikan apa yang terjadi dari luar, tetapi selalu bisa memilih bagaimana meresponsnya.

‎Dalam pandangan ini, kesulitan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari.

Sebaliknya, kesulitan adalah seperti pelatih yang keras namun jujur. Ia membentuk ketahanan, menguji prinsip, dan memperkuat karakter.

‎Seneca menulis: “Seorang pelaut yang tidak pernah menghadapi badai tidak akan pernah tahu bagaimana cara menavigasi lautan.” Pigliucci menegaskan bahwa tantangan bukanlah pertanda bahwa kita gagal, tetapi justru indikasi bahwa kita sedang tumbuh.

‎Mengapa Kesulitan Dibutuhkan?

‎Dalam Stoikisme, kesulitan dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Mereka tidak hanya tak terelakkan, tetapi juga perlu untuk membentuk kebajikan.

‎Berikut adalah beberapa alasan mengapa kesulitan sangat penting menurut pandangan Stoik dan pemikiran Pigliucci:

‎1. Melatih Disiplin Mental

Ketika kita menghadapi krisis, kita ditantang untuk berpikir jernih, tenang, dan terfokus.

Kesulitan memaksa kita untuk memilah mana yang bisa kita kendalikan dan mana yang harus kita lepaskan.

‎2. Membentuk Karakter

Tidak ada integritas, keteguhan hati, atau keberanian yang tumbuh di tanah yang subur dan nyaman. Karakter sejati hanya dibentuk saat kita diuji.

‎3. Menyadarkan Akan Keterbatasan

‎Kesulitan membantu kita mengenali bahwa dunia tidak berputar sesuai kehendak pribadi. Ini adalah pelajaran penting dalam kerendahan hati dan pengendalian ego.

‎Bagaimana Menghadapi Kesulitan?

‎Dalam bukunya How to Be a Stoic (2017), Pigliucci menyarankan pendekatan praktis berikut untuk menyambut kesulitan sebagai pelatih kehidupan:

‎Visualisasi Negatif (premeditatio malorum): 

‎Setiap pagi, bayangkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi hari itu. Bukan untuk menjadi pesimis, tetapi untuk mempersiapkan mental kita agar tetap tangguh.

‎Evaluasi Diri Harian:

‎Tinjau kembali keputusan dan sikap kita setiap malam. Apakah kita bereaksi dengan emosi yang tidak perlu, atau justru tumbuh dari tantangan yang muncul?

‎Latihan Kesabaran: 

‎Alih-alih menghindari situasi tidak nyaman, hadapilah dengan niat untuk belajar dan memperkuat batin.

‎Perspektif Tentang Rasa Sakit

‎Salah satu warisan terbesar Stoikisme adalah redefinisi makna penderitaan. Pigliucci melanjutkan warisan ini dengan mengajak kita untuk tidak bertanya “mengapa ini terjadi padaku?”, tetapi “apa yang bisa aku pelajari dari ini?”

‎Kehidupan bukan tentang menghindari badai, melainkan belajar menari di tengah hujan.

‎Kesulitan sebagai Investasi Diri 

‎Massimo Pigliucci mengingatkan bahwa kesulitan bukanlah hambatan, tetapi investasi jangka panjang dalam kebijaksanaan dan ketahanan diri.

Seperti atlet yang melatih tubuhnya dengan beban, manusia bijak melatih jiwanya dengan cobaan.

‎Saat kita mulai memandang tantangan sebagai kesempatan, bukan ancaman, kita akan menemukan bahwa kesulitan tidak menghalangi kita dari hidup yang baik—justru membentuk kita untuk menjalaninya dengan penuh arti. ***

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

Tags: Menghadapi kesulitanSaat KesulitanUjian kesulitan

Post Terkait

Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 
Buah Tangan

Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 

18 June 2025
5
Hadirkan Muka Segar & Awet Muda dengan Air Rebusan Berikut
Gaya Hidup

Hadirkan Muka Segar & Awet Muda dengan Air Rebusan Berikut

16 June 2025
2
Cosmograph Daytona Rolex Platinumeretan, Rolex Termahal di Dunia  ‎
Gaya Hidup

Cosmograph Daytona Rolex Platinumeretan, Rolex Termahal di Dunia ‎

14 June 2025
4
Ingin Berumur Panjang Seperti Warga Jepang? Konsumsi Makanan Berikut
Gaya Hidup

Ingin Berumur Panjang Seperti Warga Jepang? Konsumsi Makanan Berikut

12 June 2025
2
Awet Muda dengan Minuman Berikut
budaya

Awet Muda dengan Minuman Berikut

29 May 2025
2
Ayo Hadapi Kesulitan dengan Pikiran Jernih
Gaya Hidup

Ayo Hadapi Kesulitan dengan Pikiran Jernih

27 May 2025
5
Next Post
Silat Betawi. Beladiri Para Jawara Ibukota

Silat Betawi. Beladiri Para Jawara Ibukota

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orang-Orang Berengsek di Tarumanegara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In