Oktober 27, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Kapak Batu, Senjata Tradisional dari Alam Papua ‎

Redaksi by Redaksi
15 April 2025
in budaya
0
Kapak Batu, Senjata Tradisional dari Alam Papua  ‎

KAPAK BATU biasa digunakan oleh masyarakat suku Asmat sebagai alat untuk menebang pohon dan membantu mereka dalam proses pembuatan sagu.

‎Senjata tradisional merupakan produk budaya yang melekat pada suatu masyarakat.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

Selain digunakan untuk melindungi serangan musuh, senjata tradisional juga digunakan dalam kegiatan berladang dan berburu.

Lebih dari fungsinya, senjata tradisional kini menjadi identitas suatu bangsa yang turut memperkaya khazanah kebudayaan nusantara.

‎Suku Asmat, selain terkenal dengan seni patung yang adiluhung, ternyata juga menyimpan kekayaan senjata tradisional yang luar biasa.

Sebelum mengenal logam, suku Asmat mengandalkan bebatuan untuk dijadikan senjata.

Menetap di bagian pesisir Pulau Papua yang didominasi oleh rawa dan pantai tidak membuat masyarakat suku Asmat kehilangan akal untuk bisa menciptakan senjata tradisional berbahan dasar batu.

Untuk mendapatkan bahan baku batu pegunungan, masyarakat suku Asmat mencarinya di desa dekat pegunungan.

Mereka harus berjalan kaki menempuh jarak beberapa kilometer demi mendapatkan batu yang dibutuhkan.

‎Sampai di desa yang kaya akan bebatuan gunung, mereka tidak begitu saja mendapatkan batu yang dibutuhkan.

Kadang-kadang batu-batu tersebut harus dibarter dengan barang-barang yang mereka bawa dari desa.

Batu yang biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan senjata adalah batu nefrit.

Batu tersebut kemudian diolah menjadi kapak batu. Ada dua jenis kapak batu yang dibuat masyarakat suku Asmat, kapak genggam dan kapak yang memiliki gagang atau pegangan.

‎Kapak batu biasa digunakan oleh masyarakat suku Asmat sebagai alat untuk menebang pohon dan membantu mereka dalam proses pembuatan sagu.

Lebih dari sekedar senjata, kapak batu bagi suku Asmat merupakan benda yang mewah, mengingat cara pembuatannya yang rumit dan bahan baku batu nefrit yang sulit ditemukan.

Apalagi karena dianggap sangat berharga, kapak batu oleh masyarakat suku Asmat sering dijadikan mahar dalam suatu pernikahan.

‎Selain kapak batu, suku Asmat juga mengenal senjata tradisional lainnya, seperti pisau tusuk, tombak, dan panah.

Berbeda dengan kapak batu, senjata-senjata ini lebih difungsikan untuk berburu serta melindungi diri dari serangan musuh dan binatang buas.

Bahan yang digunakan untuk membuatnya pun berasal dari alam.

‎Pisau tusuk misalnya. Senjata tradisional ini terbuat dari tulang burung kasuari. Agar terlihat lebih menarik, masyarakat suku Asmat memikatnya dengan bulu burung kasuari, rajutan daun sagu, dan kerang-kerangan.

Secara umum, dapat dikatakan senjata tradisional suku Asmat merupakan produk budaya yang menggambarkan betapa mereka sangat ramah, mencintai keindahan, dan memilih hidup harmonis dengan alam. ( yol)

Tags: Kapak batuMasyarakat AsmatSenjata tradisional

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
3
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
5
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
5
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
10
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
Next Post
Nilai Kehidupan dari Sipak Rago

Nilai Kehidupan dari Sipak Rago

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In