November 7, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Hubungan antara Manusia, Alam & Sang Khalik dalam Balutan Keindahan Tari Piring  ‎

Redaksi by Redaksi
28 April 2025
in budaya
0
Hubungan antara Manusia, Alam & Sang Khalik dalam Balutan Keindahan Tari Piring   ‎

KITA semua tahu, Tari Piring, salah satu seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Minangkabau, bukan hanya sekadar tarian yang menghibur, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam bagi masyarakatnya.

‎Tari ini biasanya dipentaskan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, khitanan dan upacara adat lainnya, yang menunjukkan pentingnya nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

‎Tari Piring mengisahkan hubungan antara manusia dengan alam, sesama manusia, dan Yang Maha Kuasa.

Gerakan yang lincah dan penuh semangat menggambarkan rasa syukur masyarakat Minangkabau atas karunia Tuhan.

‎Tari Piring atau dalam bahasa Minang disebut Tari Piriang, merupakan tarian tradisional Minangkabau yang mempertunjukkan atraksi dengan menggunakan piring.

‎Para penari menggerakkan piring di tangan mereka sambil melakukan gerakan cepat yang teratur, tanpa menjatuhkan piring tersebut.

Gerakan-gerakan tarian ini terinspirasi dari langkah-langkah dalam beladiri tradisional Minangkabau, yaitu silek.

‎Mau tahu lebih banyak lagi makna dan filosofi tari piring bagi masyarakat Minangkabau? berikut penjelasannya:

‎Sejarah Tari Piring

‎Secara kebudayaan, tarian ini berasal dari Solok, Sumatera Barat. Berdasarkan legenda, tari ini awalnya merupakan ritual sebagai ungkapan syukur masyarakat setempat kepada para dewa setelah mendapatkan hasil panen yang berlimpah.

‎Ritual tersebut dilakukan dengan membawa persembahan berupa makanan di atas piring sambil melakukan gerakan dinamis.

Setelah agama Islam masuk ke wilayah Minangkabau, Tari Piring tidak lagi digunakan sebagai bentuk syukur kepada dewa-dewa.

Sebaliknya, tarian ini berubah menjadi hiburan masyarakat yang ditampilkan dalam berbagai acara meriah.

‎Filosofi Tari Piring

‎Filosofi Tari Piring juga mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong.

Dalam tarian ini, penari biasanya tampil dalam kelompok, menampilkan harmonisasi yang indah.

‎Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat Minangkabau menjunjung tinggi prinsip kolektivitas dalam setiap aspek kehidupan.

‎Kebersamaan dan kerjasama dalam menjaga keseimbangan sosial menjadi inti dari budaya masyarakat Minangkabau, yang dikenal dengan semboyan “adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah

‎Lebih dari sekadar hiburan, Tari Piring juga menjadi media pendidikan bagi generasi muda.

Melalui tarian ini, anak-anak diajarkan untuk mengenali dan menghargai warisan budaya mereka.

‎Selain itu, filosofi di balik Tari Piring memberikan pelajaran tentang pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan lingkungan dan sesama manusia, serta menghormati tradisi dan nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur.

‎Dalam era modern saat ini, di mana budaya global semakin mendominasi, keberadaan Tari Piring menjadi sangat penting.

Masyarakat Minangkabau terus berupaya melestarikan dan mempromosikan tarian ini, tidak hanya sebagai bentuk hiburan, tetapi juga sebagai representasi identitas dan jati diri mereka.

‎Dengan demikian, makna filosofis Tari Piring tidak hanya terjaga, tetapi juga semakin diperkuat di tengah arus perubahan zaman.

‎Gerakan Tari Piring

‎Tari piring umumnya dilakukan dengan meletakkan dua piring di kedua telapak tangan.

Para penari menggerakkan piring dengan cepat, sambil membunyikan dentingan dari piring atau cincin di jari-jari mereka.

‎Pada akhir pertunjukan, piring-piring tersebut biasanya dilempar ke lantai, dan para penari melanjutkan tarian mereka di atas pecahan-pecahan piring.

Jumlah penari biasanya ganjil, berkisar antara tiga hingga tujuh orang.

‎Mereka mengenakan pakaian cerah dengan dominasi warna merah dan emas, lengkap dengan hiasan kepala.

Tarian ini diiringi oleh alat musik talempong dan saluang, dengan irama yang awalnya lembut namun semakin cepat seiring berjalannya waktu.

‎Jadi, Tari Piring tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga sebagai pengingat akan kebersamaan, tanggung jawab, dan rasa syukur yang senantiasa terjaga dalam masyarakat Minangkabau.

‎Tarian ini menghubungkan masa lalu dengan masa kini, memperkuat identitas budaya, dan memberikan pelajaran penting bagi masyarakat tentang arti kehidupan. ***

‎

Tags: Budaya MinangKeindahan tari piringTari piring

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
4
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
10
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
5
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
14
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
Next Post
Catat, Penduduk Indonesia Saat Ini 281,6 Juta!  ‎

Catat, Penduduk Indonesia Saat Ini 281,6 Juta! ‎

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In