July 17, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Gowokan, Tradisi Vulgar & Kontroversi yang Mulai Ditinggalkan 

Redaksi by Redaksi
9 July 2025
in budaya, Tradisi
0
Gowokan, Tradisi Vulgar & Kontroversi yang Mulai Ditinggalkan 

‎Masyarakat Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), memiliki berbagai macam tradisi yang unik, yang saat ini masih bertahan maupun sudah punah atau jarang lagi dilakoni.

Salah satu tradisi masyarakat Banyumas yang tergolong unik dan mulai ditinggalkan karena kerap dianggap tabu dan berbau praktik prostitusi adalah gowokan.

BACA JUGA

Merawat Laut Lewat Tradisi Buang Jung

Caci, Tarian Eksotik Masyarakat Manggarai 

‎Gowokan sejatinya dianggap sebagai sebuah tradisi untuk mempersiapkan seorang mempelai pria sebelum menjalankan pernikahan atau kehidupan berumah tangga.

Tradisi ini saat ini dianggap tabu karena mengharuskan seorang laki-laki bersetubuh dengan perempuan lain, atau yang bukan istrinya, sebelum menjalankan pernikahan.

‎Dikutip dari Jurnal Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) karya Dyah Siti Septyaningsih berjudul Gowokan, Persiapan Pernikahan Laki-Laki Banyumas, tradisi gowokan sempat populer di kalangan masyarakat Banyumas.

Gowokan ini sejatinya merupakan sarana edukasi bagi seorang pria untuk mengenal seks atau berhubungan intim sebelum memasuki bahtera rumah tangga.

‎Dalam tradisi ini, seorang pria yang hendak menikah harus belajar seks pada seorang perempuan, yang disebut gowok.

Gowok inilah yang akan mengajari calon suami itu tentang cara memuaskan istri di ranjang dan memperkenalkan tubuh perempuan.

‎Dikutip dari laman Wikipedia, gowok biasanya merupakan seorang perempuan yang berusia 20-40 tahun.

Selain berparas cantik, gowok biasanya juga seorang penari ronggeng.

‎Gowok ini disewa oleh keluarga mempelai pria sebelum anaknya menikah.

Gowok nantinya akan mengajarkan pria bagaimana cara memuaskan istri, terutama dalam berhubungan seks.

‎Apabila gowok menyanggupi permintaan keluarga mempelai pria, pihak keluarga wajib memberikan mahar yang sama seperti yang diberikan kepada calon pengantin perempuan.

Selain itu, pihak keluarga calon mempelai pria juga wajib memberikan hadiah berupa uang atau apapun sesuai kesepakatan yang disebut bebungah.

‎Setelah transaksi disepakati, calon mempelai pria akan tinggal di rumah gowok selama beberapa hari untuk kemudian menerapkan pengetahuan yang sudah diperoleh kepada istrinya ketika sudah menikah.

Setelah menyelesaikan pelatihan, gowok akan melaporkan kemampuan calon mempelai pria kepada orang tuanya.

‎Tradisi gowokan ini pernah ditemui di daerah Purworejo, Blora, dan Banyumas.

Bahkan, saking populernya tradisi gowokan ini pernah disinggung dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang terbit pada tahun 1982, dan sempat diangkat ke layar kaca dengan judul Sang Penari yang diperankan aktris Prisa Nasution pada tahun 2011 lalu.

‎Kendati cukup populer, tradisi gowokan ini kemungkinan besar sudah tidak dijalankan lagi oleh masyarakat di wilayah Banyumas dan sekitarnya.

Hal ini dikarenakan tradisi masyarakat di Banyumas ini dianggap tabu dan identik dengan praktik prostitusi. ***

‎

‎

Tags: GowokanTradisi BanyumasTradisi Gowokan

Post Terkait

Merawat Laut Lewat Tradisi Buang Jung
Tradisi

Merawat Laut Lewat Tradisi Buang Jung

17 July 2025
2
Caci, Tarian Eksotik Masyarakat Manggarai 
Tradisi

Caci, Tarian Eksotik Masyarakat Manggarai 

17 July 2025
4
Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”
Olahraga

Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

16 July 2025
51
Kerito Surong, Alat Angkut Tradisional Khas Bangka
budaya

Kerito Surong, Alat Angkut Tradisional Khas Bangka

15 July 2025
2
Kayiak Nari, Tradisi Mistis yang Tetap Hadir di Masyarakat Bengkulu Selatan 
budaya

Kayiak Nari, Tradisi Mistis yang Tetap Hadir di Masyarakat Bengkulu Selatan 

15 July 2025
1
Pamanca, Gerakan Lembut nan Mematikan 
budaya

Pamanca, Gerakan Lembut nan Mematikan 

14 July 2025
3
Next Post
Ikan Gulai Masam, Sajian Khas Tanjung Balai  ‎

Ikan Gulai Masam, Sajian Khas Tanjung Balai ‎

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walinagari Kotobaru Antar Langsung Bantuan untuk Korban Kebakaran 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In