November 7, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Gowokan, Tradisi Vulgar & Kontroversi yang Mulai Ditinggalkan 

Redaksi by Redaksi
9 Juli 2025
in budaya, Tradisi
0
Gowokan, Tradisi Vulgar & Kontroversi yang Mulai Ditinggalkan 

‎Masyarakat Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), memiliki berbagai macam tradisi yang unik, yang saat ini masih bertahan maupun sudah punah atau jarang lagi dilakoni.

Salah satu tradisi masyarakat Banyumas yang tergolong unik dan mulai ditinggalkan karena kerap dianggap tabu dan berbau praktik prostitusi adalah gowokan.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

‎Gowokan sejatinya dianggap sebagai sebuah tradisi untuk mempersiapkan seorang mempelai pria sebelum menjalankan pernikahan atau kehidupan berumah tangga.

Tradisi ini saat ini dianggap tabu karena mengharuskan seorang laki-laki bersetubuh dengan perempuan lain, atau yang bukan istrinya, sebelum menjalankan pernikahan.

‎Dikutip dari Jurnal Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) karya Dyah Siti Septyaningsih berjudul Gowokan, Persiapan Pernikahan Laki-Laki Banyumas, tradisi gowokan sempat populer di kalangan masyarakat Banyumas.

Gowokan ini sejatinya merupakan sarana edukasi bagi seorang pria untuk mengenal seks atau berhubungan intim sebelum memasuki bahtera rumah tangga.

‎Dalam tradisi ini, seorang pria yang hendak menikah harus belajar seks pada seorang perempuan, yang disebut gowok.

Gowok inilah yang akan mengajari calon suami itu tentang cara memuaskan istri di ranjang dan memperkenalkan tubuh perempuan.

‎Dikutip dari laman Wikipedia, gowok biasanya merupakan seorang perempuan yang berusia 20-40 tahun.

Selain berparas cantik, gowok biasanya juga seorang penari ronggeng.

‎Gowok ini disewa oleh keluarga mempelai pria sebelum anaknya menikah.

Gowok nantinya akan mengajarkan pria bagaimana cara memuaskan istri, terutama dalam berhubungan seks.

‎Apabila gowok menyanggupi permintaan keluarga mempelai pria, pihak keluarga wajib memberikan mahar yang sama seperti yang diberikan kepada calon pengantin perempuan.

Selain itu, pihak keluarga calon mempelai pria juga wajib memberikan hadiah berupa uang atau apapun sesuai kesepakatan yang disebut bebungah.

‎Setelah transaksi disepakati, calon mempelai pria akan tinggal di rumah gowok selama beberapa hari untuk kemudian menerapkan pengetahuan yang sudah diperoleh kepada istrinya ketika sudah menikah.

Setelah menyelesaikan pelatihan, gowok akan melaporkan kemampuan calon mempelai pria kepada orang tuanya.

‎Tradisi gowokan ini pernah ditemui di daerah Purworejo, Blora, dan Banyumas.

Bahkan, saking populernya tradisi gowokan ini pernah disinggung dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang terbit pada tahun 1982, dan sempat diangkat ke layar kaca dengan judul Sang Penari yang diperankan aktris Prisa Nasution pada tahun 2011 lalu.

‎Kendati cukup populer, tradisi gowokan ini kemungkinan besar sudah tidak dijalankan lagi oleh masyarakat di wilayah Banyumas dan sekitarnya.

Hal ini dikarenakan tradisi masyarakat di Banyumas ini dianggap tabu dan identik dengan praktik prostitusi. ***

‎

‎

Tags: GowokanTradisi BanyumasTradisi Gowokan

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
4
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
9
Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua
Camilan

Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua

4 Agustus 2025
5
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
5
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
14
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Next Post
Ikan Gulai Masam, Sajian Khas Tanjung Balai  ‎

Ikan Gulai Masam, Sajian Khas Tanjung Balai ‎

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In