ANEH tapi nyata, begitulah adanya. Masyarakat di Desa Mashau yang berada di Provinsi Limpopo, Afrika Selatan menjadikan tanah sebagai makanannya.
Walau kita menganggapnya tidak lazim. Namun praktik geofagi, yaitu makan tanah, sangat umum di desa ini.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang di Mashau mengonsumsi tanah setiap hari, meskipun belum pernah dipelajari secara mendalam.
Motivasi utama geofagi di Mashau tidaklah jelas, namun keinginan untuk memakan tanah terjadi begitu saja saat melihatnya selama kehamilan dan saat mengalami insomnia.
Penelitian juga mengungkapkan keberadaan berbagai mineral dalam tanah geofagik dari Mashau, seperti Ca, Cr, Fe, K, Mg, Mn, Na, dan P.
Dari sebuah kuisioner diketahui, sekitar 91% partisipan adalah geofagis. Dari jumlah tersebut, 98,5 % diantaranya adalah perempuan.
Keinginan kuat ditemukan sebagai alasan utama (73,9%) mengapa masyarakat Mashau mengonsumsi tanah.
Mayoritas geofagis di Mashau menginginkan tanah saat melihatnya (31,2%), selama kehamilan (22,5%) dan saat mengalami insomnia (21%).
Sekitar 60% geofagis memiliki penyakit kronis, dan mereka didiagnosis dengan sakit kepala (31,6%), kadar hemoglobin rendah (29,9%), sembelit (18,8%), kekurangan zat besi (12,0%) dan tekanan darah tinggi (7,7%).
Ada kekhawatiran bahwa tanah dari area penelitian dapat berdampak buruk pada orang yang mengonsumsi tanah tersebut.
Karena sebagian besar wanita melaporkan melakukan geofagi, konseling dan pendidikan bagi wanita dan anak perempuan akan menjadi tindakan kesehatan masyarakat yang bermanfaat.
Karakterisasi dan pemanfaatan tanah untuk praktik geofagi yang sehat juga harus dilakukan di Desa Mashau. ***








