Oktober 22, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home Gaya Hidup

Ayo Hadapi Kesulitan dengan Pikiran Jernih

Redaksi by Redaksi
27 Mei 2025
in Gaya Hidup, Keluarga
0
Ayo Hadapi Kesulitan dengan Pikiran Jernih

DALAM dunia yang penuh ketidakpastian, di mana tantangan datang silih berganti, banyak dari kita mencari cara untuk menjadi lebih kuat.

Namun filsuf kontemporer Massimo Pigliucci memberikan jawaban yang tidak biasa, tapi sangat relevan:

BACA JUGA

Hanya Lima Menit untuk Tahu Ciri Pria Berkualitas Rendah

Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

“Kita menjadi lebih kuat bukan karena menghindari kesulitan, tetapi karena menghadapinya dengan pikiran jernih.”

‎Sebagai salah satu tokoh penting dalam kebangkitan kembali Stoikisme modern,

Pigliucci menekankan bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada pelarian dari masalah, melainkan dalam kesiapan menghadapi masalah itu dengan kesadaran penuh.

Baginya, kesulitan adalah bagian dari kehidupan manusia yang tak terelakkan — dan di sanalah latihan kebijaksanaan dan karakter diuji.

‎Kesulitan Bukan Musuh, Tapi Arena Latihan Diri 

‎Dalam tradisi filsafat Stoik, kesulitan tidak dilihat sebagai musuh.

Sebaliknya, mereka dianggap sebagai kesempatan berharga untuk mengasah karakter, melatih disiplin diri, dan memperkuat ketahanan batin.

Pigliucci mengadopsi pendekatan ini dalam banyak karyanya, termasuk buku terkenalnya How to Be a Stoic (2017), yang mengajak pembacanya untuk tidak hanya berpikir filosofis, tetapi menjalani hidup secara filosofis.

‎Bagi Pigliucci, menghadapi kesulitan bukan sekadar soal keberanian atau ketabahan, tetapi tentang membawa pikiran jernih — kesadaran untuk memahami situasi secara rasional, mengendalikan reaksi emosional, dan bertindak sesuai dengan kebajikan.

Inilah inti dari kehidupan Stoik: berani menghadapi badai, namun tetap tenang di dalam.

‎Pikiran Jernih sebagai Alat Navigasi

‎Menghadapi kesulitan tanpa pikiran jernih ibarat mengarungi badai tanpa kompas.

Emosi yang meledak-ledak, ketakutan yang membutakan, dan penilaian yang impulsif hanya akan menambah penderitaan.

Pigliucci mengajak kita untuk mengganti respons otomatis dengan refleksi sadar.

‎Salah satu konsep penting yang dia tekankan adalah dikotomi kendali — membedakan antara hal-hal yang berada dalam kendali kita (pikiran, niat, sikap) dan yang tidak (keadaan luar, tindakan orang lain, hasil akhir).

Dengan berpijak pada prinsip ini, kita belajar menghadapi kesulitan dengan tenang karena kita tahu bahwa yang terpenting bukan apa yang terjadi pada kita, melainkan bagaimana kita meresponsnya.

‎Latihan Mental untuk Tetap Tenang di Tengah Badai

‎Untuk dapat menghadapi kesulitan dengan pikiran jernih, Pigliucci menganjurkan beberapa latihan mental yang bersumber dari praktik Stoik klasik:

‎1. Premeditatio Malorum

Merenungkan kemungkinan terburuk sebelum hal itu terjadi, bukan untuk menciptakan ketakutan, tetapi untuk memperkuat kesiapan mental.

‎2.  Jurnal Harian

‎Menuliskan kejadian yang menantang dan bagaimana kita menanggapinya. Ini membangun kesadaran dan membantu mengevaluasi apakah kita bertindak dengan kebijaksanaan.

‎3. Negative Visualization

‎Membayangkan kehilangan atau ketidaknyamanan secara rutin, agar kita lebih bersyukur dan tidak mudah goyah ketika kesulitan benar-benar datang.

‎4. Memento Mori

‎Mengingat kematian bukan untuk meratapi, melainkan untuk menghargai waktu dan hidup yang kita miliki saat ini, serta menjadikannya bermakna meski penuh tantangan.

‎Menggali Kekuatan dari Dalam Diri

‎Massimo Pigliucci percaya bahwa kesulitan mengungkap siapa kita sebenarnya.

Dalam tekanan, kita bisa melihat seberapa kuat integritas kita, seberapa sabar kita terhadap rasa frustrasi, dan seberapa setia kita pada nilai-nilai kita ketika kenyamanan dicabut.

Di sinilah kekuatan sejati terbentuk — bukan di jalan yang mulus, melainkan di medan yang bergelombang.

‎Banyak orang mencoba menyingkir dari kesulitan demi kenyamanan jangka pendek.

Namun Stoikisme mengajarkan bahwa pertumbuhan diri tidak mungkin tanpa gesekan.

Layaknya otot yang diperkuat oleh beban, karakter pun diperkuat oleh tantangan.

‎Jalan Menuju Ketangguhan Sejati

‎Dalam dunia modern yang serba instan, mudah untuk tergoda menghindari masalah atau mengalihkannya dengan hiburan sesaat.

Namun jika kita ingin membentuk diri yang lebih kuat, kata Massimo Pigliucci, kita harus berani menatap kesulitan secara langsung — bukan dengan kepanikan, melainkan dengan pikiran jernih.

‎Di sinilah letak filsafat yang hidup: bukan pada wacana akademik semata, tetapi pada keberanian menghadapi kehidupan dengan tenang, sadar, dan bijak. Kesulitan akan selalu ada.

‎Tetapi cara kita menghadapinya adalah pilihan — dan di situlah kekuatan kita tumbuh. ***

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

‎

Tags: Bangkit dari KeterpurukanBerfikir JernihJati diri

Post Terkait

Hanya Lima Menit untuk Tahu Ciri Pria Berkualitas Rendah
Gaya Hidup

Hanya Lima Menit untuk Tahu Ciri Pria Berkualitas Rendah

31 Juli 2025
7
Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi
Gaya Hidup

Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

18 Juli 2025
134
Catat ! Ini Buah Terbaik untuk Bakar Lemak di Perut
Gaya Hidup

Catat ! Ini Buah Terbaik untuk Bakar Lemak di Perut

5 Juli 2025
3
Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 
Buah Tangan

Kopi Kiniko, Kopi Tradisional dengan Konsep Kekinian 

18 Juni 2025
9
Hadirkan Muka Segar & Awet Muda dengan Air Rebusan Berikut
Gaya Hidup

Hadirkan Muka Segar & Awet Muda dengan Air Rebusan Berikut

16 Juni 2025
2
Cosmograph Daytona Rolex Platinumeretan, Rolex Termahal di Dunia  ‎
Gaya Hidup

Cosmograph Daytona Rolex Platinumeretan, Rolex Termahal di Dunia ‎

14 Juni 2025
4
Next Post
Carok, Tradisi Berdarah Ala Madura  ‎

Carok, Tradisi Berdarah Ala Madura ‎

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In