July 4, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Adu Nyali dengan Pacu Jawi

Redaksi by Redaksi
2 May 2025
in budaya
0
Adu Nyali dengan Pacu Jawi

RANAHMINANG terkenal akan keberagaman tradisinya yang unik dan masih dilestarikan hingga sekarang.

Salah satunya adalah tradisi Pacu Jawi. Tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu ini, berasal dari Nagari Tuo Pariangan, Kabupaten Tanah Datar.

BACA JUGA

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

Uniknya Tradisi Balap Karung

‎Pacu artinya lomba kecepatan, Jawi sendiri adalah maksudnya sapi atau lembu, karena di Sumatera Barat sapi biasa disebut dengan Jawi.

Pacu Jawi sendiri adalah balapan sapi khas Minangkabau. Tradisi Pacu Jawi ini biasanya dilakukan sehabis panen padi. Tradisi ini dilakukan atas dasar rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah

‎Awalnya Pacu Jawi adalah solusi untuk membajak sawah sebelum ditemukannya cara membajak sawah seperti sekarang.

Pacu Jawi ditemukan oleh Datuak Tantejo Gurhano saat mencari cara agar sawahnya menjadi subur dan mudah ditanami.

Cara itu kemudian ditiru dan diterapkan oleh warga sekitar.

‎Pacu Jawi diketahui masih dilakukan di Kecamatan Limo Kaum, Kecamatan Rambatan, Kecamatan Pariangan, dan Kecamatan Sungai Tarab.

Tradisi yang awalnya hanya untuk keperluan membajak sawah ini, kini berkembang menjadi atraksi budaya yang mengundang para wisatawan.

‎Pelaksanaan Pacu Jawi di Kabupaten Tanah Datar ini dilaksanakan secara bergiliran pada empat kecamatan tersebut.

Setiap satu kali putaran lomba biasanya memakan waktu empat minggu.

‎Dalam sekali perlombaan biasanya bisa diikuti 500 hingga 800 ekor.

Pacu Jawi diikuti oleh sapi secara berpasangan dikendalikan oleh seorang joki yang berpegangan pada tangkai bajak.

Acara Pacu Jawi ini berlangsung mulai pukul sepuluh pagi hingga pukul lima sore.

‎Dilansir dari penelitian Mempertahankan Tradisi Pacu Jawi Kabupaten Tanah Datar, Pacu Jawi bermanfaat sebagai wadah untuk meningkatkan harga jual dan kesehatan sapi.

Biasanya Jawi yang telah sering memenangkan lomba akan menjadi kebanggaan, sehingga menjadi incaran dan harganya akan naik hingga dua kali lipat.

‎Tradisi Pacu Jawi ini seringkali dipadukan dengan tradisi masyarakat berupa arak-arakan atau pawai.

Arak-arakan ini biasanya dimeriahkan dengan pembawa dulang atau jamba yang berisi makanan dan dihias dengan aksesoris berupa suntiang (sunting) serta pakaian.

Pawai tersebut biasanya diselenggarakan pada minggu ke-IV atau pada waktu penutupan Pacu Jawi.

‎Jawi atau sapi yang dinilai terbaik adalah Jawi yang dapat berjalan lurus tidak miring dan tidak melenceng ke mana-mana.

Akan lebih baik lagi jika Jawi tersebut dapat menuntun temannya berjalan lurus, hal itu menandakan Jawi tersebut sehat dan tubuhnya kuat.

‎Sehingga dalam lomba Pacu Jawi ini yang dinilai bukan hanya kecepatan berlari dan struktur tubuhnya saja, melainkan cara berlarinya yang lurus.

Hal itu sekaligus menjadi makna filosofis dari tradisi Pacu Jawi dimana jika sapi saja bisa berlari lurus, begitu pula manusia. ***

‎

Tags: Atraksi Adu NyaliBudaya MinangPacu Jawi

Post Terkait

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras
budaya

Makna Tersirat dari Tradisi Menampi Beras

4 July 2025
2
Uniknya Tradisi Balap Karung
budaya

Uniknya Tradisi Balap Karung

4 July 2025
1
Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 
budaya

Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 

3 July 2025
5
Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak  ‎
budaya

Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak ‎

3 July 2025
2
Sombrero, Topi Unik dari Mexico
budaya

Sombrero, Topi Unik dari Mexico

2 July 2025
2
Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung  ‎
budaya

Tiban, Tradisi Minta Hujan di Tulung Agung ‎

2 July 2025
3
Next Post
Spearfishing, Antara  Olahraga & Hobby

Spearfishing, Antara  Olahraga & Hobby

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orang-Orang Berengsek di Tarumanegara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In