Oktober 22, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Adu Kuat dengan Adu Jangkrik  ‎

Redaksi by Redaksi
11 Mei 2025
in budaya
0
Adu Kuat dengan Adu Jangkrik   ‎

PERMAINAN adu jangkrik menjadi hiburan yang sudah ada sejak zaman dulu.

Seluruh lapisan masyarakat menggemarinya, terlebih oleh anak-anak.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

Biasanya anak-anak mencari jangkrik aduan di pematang sawah atau kebun yang banyak ilalangnya.

Permainan adu jangkrik kian mudah dimainkan karena orang-orang mencoba mencari peruntungan dengan berjualan jangkrik untuk diadu.

‎Adu jangkrik bukanlah permainan rakyat asal Indonesia, melainkan permainan dari negeri Cina/Tiongkok.

Menurut You Zhou dalam buku A History of Chinese Entomology, adu jangkrik telah ada sejak zaman Dinasti Tang (618-907).

‎Permainan adu jangkrik pada masanya populer di kalangan orang biasa sampai pejabat.

Biasanya ada bumbu-bumbu taruhan uang sebagai penyemangat permainan. Ketika banyak pedagang Cina melanglang buana ke berbagai tempat dan sampai menetap, permainan adu jangkrik pun ikut menyebar.

Tak terkecuali di Indonesia, adu jangkrik menjadi permainan yang digemari.

‎Adu Jangkrik di Tanah Air

‎Gubernur Hindia Belanda asal Inggris, Sir Stamford Bingley Raffles (1811-1816), menjadi saksi dari segala apa yang ada di tanah Jawa pada awal abad ke-19.

Lewat buku History of Java yang terbit pada 1817, Raffles menceritakan ada berbagai arena adu hewan di berbagai tempat di pulau Jawa.

Ada adu burung puyuh, adu ayam jago, sampai adu macan melawan kerbau.

Ia juga menemui adu jangkrik yang biasanya digelar di sejumlah pasar.

‎”Orang biasa masih bergembira dengan bertaruh antara dua jangkrik (adhu jangkrik) yang kesehariannya digelar di pasar.

Hewan-hewan kecil yang dikurung dalam bambu kecil yang terbuka sebagian, dianggap menjadi hiburan yang cukup menarik,” tulis Raffles.

‎Permainan adu jangkrik dimainkan musiman pada masanya.

Mengutip dari buku Permainan Tradisional Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998), anak-anak di Indonesia mencari jangkrik pada musim panen padi kedua atau gadon.

Jenis jangkrik yang diadu adalah jangkrik kalung jantan, berwarna hitam legam, dan ada hiasan kalung pada lehernya.

Jangkrik ini digemari anak-anak karena suaranya nyaring dan gerak-geriknya lincah.

‎Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya Jilid 2 – Jaringan Asia, menilai adu jangkrik adalah kegemaran masyarakat Jawa.

Tak hanya pribumi Jawa, tetapi juga orang Tionghoa dan kaum peranakan juga memainkan dan memudahkan penyebarannya.

Bahkan permainan tersebut juga dimainkan oleh orang-orang keraton Yogyakarta yang dipimpin Sultan Hamengkubuwono VII (1877-1921).

‎Di luar Jawa juga ada adu jangkrik walaupun dengan nama yang berbeda-beda.

Contohnya di Bali disebut maluan, sedangkan di Aceh daruet kleng.

‎”Konon calon Sultan adalah seorang penggemar daruet kleng dan kadang-kadang memasang taruhan besar,” tulis Snouck Hurgronje dalam Aceh: Rakyat dan Adat Istiadatnya Volume 2.

”‘Konon kegemaran bertaruh itu karena pertarungan diadakan di kalangan terbatas.”

‎Sementara itu di Bali, maluan dianggap permainan yang sakral. Si pemain biasanya merapal mantra untuk jangkrik jagoannya sebelum bertarung

‎Selain mantra, para pemain adu jangkrik terkadang juga tak lupa mencekoki jangkriknya dengan ramuan-ramuan.

Biasanya ramuan Tionghoa yang paling sering dipakai karena sudah terbukti ampuh membuat si jangkrik menjadi jago ketika bergelut.

‎Menurut javanolog peranakan Tionghoa, Tjan Tjoe Siem, lewat majalah Djawa tahun 1940, adu jangkrik menjadi ajang judi.

Sama seperti di tanah kelahirannya, adu jangkrik sebagai praktik perjudian ramai dilakukan di Jawa Tengah, dan tidak sedikit orang Tionghoa ikut pat-sik-soet (adu jangkrik) pada musim jangkrik.

”Pusat-pusat aduan jangkrik yang taruhannya tiada kecil adalah kota Magelang, Yogyakarta, dan Solo,” tulis Siem. ***

‎

‎

Tags: Adu jangkrikPermainan TradisionalTradisi adu jangkrik

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
3
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
5
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
4
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
10
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
Next Post
Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Ulama Minang di Tanah Hijaz  ‎

Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Ulama Minang di Tanah Hijaz ‎

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In