Agustus 5, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Dayango, Tarian Pemanggil Arwah dari Gorontalo 

Redaksi by Redaksi
29 Juli 2025
in budaya, Catwalk
0
Dayango, Tarian Pemanggil Arwah dari Gorontalo 

‎Setiap daerah memiliki kearifan lokalnya masing-masing. Meski hal itu kerap bertentangan dengan logika dan akal manusia, ritual itu masih dilaksanakan hingga saat ini.

‎Salah satunya yang ada di Provinsi Gorontalo, yakni ritual Dayango.

BACA JUGA

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

Dayango merupakan salah satu tarian tua yang dimiliki masyarakat tanah serambi madinah.

‎Bahkan, tarian ini sempat dikembangkan oleh masyarakat setempat dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sejak 2016 lalu.

‎Dayango sendiri merupakan jenis tari tradisional yang dibawakan saat upacara pemujaan roh-roh halus.

Sementara keterangan dari sumber lain, jika dayango merupakan pemujaan setan dan jin.

‎Upacara tersebut dilaksanakan oleh kalangan masyarakat tertentu yang masih percaya dengan hal gaib. Terutama bagi masyarakat yang masih tinggal di pedesaan terpencil.

‎Tarian yang dikenal turun temurun ini, hingga kini masih hidup dan dilakukan.

Dayango diartikan sebagai tarian pemujaan terhadap arwah para leluhur yang sudah meninggal lama.

‎Prosesi Ritual

‎Saat melakukan ritual, biasanya dilakukan pada malam senin atau malam Jumat.

Bagi warga Gorontalo, hari itu adalah yang terbaik melaksanakan ritual.

‎Sebelum melakukan ritual, para penari akan siap-siap melakukan gerakan sembari dibacakan mantra.

Saat sekujur tubuh para penarinya gemetar, menandakan roh-roh halus sudah masuk dalam diri penari.

‎”Saat dibacakan mantra tidak bisa dibuat, roh akan masuk ke dalam raga dua atau lebih penari,” kata Kadu Engi salah satu sesepuh di Gorontalo yang masih melaksanakan ritual ini.

‎Tarian adat ini boleh dilakukan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Umumnya, tarian ini dilengkapi dengan suara gendang serta nyanyian.

‎”Saat roh-roh sudah masuk di raga penari, barulah alat musik dimainkan sembari mengiringi gerakan mereka,” ujarnya.

‎Menurut Kadu, jika saat melakukan ritual, para penari akan kebal dengan segala sesuatu, mulai dari api, parang hingga benda tajam.

‎”Kalau arwah sudah masuk, mereka akan kebal dengan benda tajam. Bisa dicoba,” ungkapnya.

‎Ritual Rasa Syukur

‎Mereka mengaku, Tarian ini dipraktekkan sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan dan tumbuh bersama kehidupan masyarakat setempat.

Sayangnya, tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait tradisi ini.

‎”Beberapa penelitian, tidak ada yang menjelaskan secara rinci. tetapi bagi kami ini adalah ritual meminta dan bersyukur,” katanya.

‎”Waktu yang pas melakukan dayango ada dua. Malam jumat dan senin saat warga desa terserang penyakit atau saat hasil panen melimpah,” ia menandaskan. ***

‎

‎

‎

‎

Tags: DayangoMemuja arwahTari Dayango

Post Terkait

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
1
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
3
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
2
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
1
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
Kabau Padati, Kendaraan Tradisional yang Mulai Ditelan Zaman   ‎
budaya

Kabau Padati, Kendaraan Tradisional yang Mulai Ditelan Zaman  ‎

30 Juli 2025
2
Next Post
Bangket Sagu, Kue Khas Bumi Talaud  ‎

Bangket Sagu, Kue Khas Bumi Talaud ‎

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In