July 17, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Meriam Bambu, Permainan Tradisional dengan Sejarah Panjang 

Redaksi by Redaksi
12 July 2025
in budaya, Tradisi
0
Meriam Bambu, Permainan Tradisional dengan Sejarah Panjang 

‎MERIAM BAMBU atau di Sumatera Barat lebih dikenal dengan nama Badia Batuang, adalah salah satu permainan tradisional yang populer di kalangan anak-anak, terutama saat bulan Ramadhan.

‎Permainan ini melibatkan pembuatan dan penggunaan meriam yang terbuat dari batang bambu besar, yang kemudian diledakkan dengan bantuan minyak tanah dan sumbu.

BACA JUGA

Merawat Laut Lewat Tradisi Buang Jung

Caci, Tarian Eksotik Masyarakat Manggarai 

‎Tradisi ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang menggambarkan semangat kebersamaan dan kreativitas anak-anak Minang dalam merayakan momen-momen istimewa.

‎Badia Batuang telah lama menjadi bagian dari tradisi Ramadhan di banyak daerah di Minangkabau.

‎Permainan ini biasanya dimainkan oleh kelompok anak-anak laki-laki setelah shalat Tarawih atau menjelang sahur.

‎Suara dentuman keras dari meriam bambu ini menjadi salah satu ciri khas suasana Ramadhan, memberikan semarak dan kegembiraan di malam-malam bulan puasa.

‎Di tengah perubahan zaman dan masuknya teknologi modern, tradisi bermain meriam bambu masih tetap bertahan di beberapa daerah pedesaan dan perkotaan Sumatera Barat.

Bagi banyak orang, Badia Batuang membawa kenangan masa kecil yang indah, di mana suasana kampung menjadi hidup dengan suara ledakan meriam bambu yang bergema di sekitar rumah-rumah.

‎Pembuatan Badia Batuang tidak membutuhkan alat atau bahan yang terlalu rumit.

‎Berikut ini adalah tahapan umum dalam pembuatan dan cara bermain meriam bambu:

‎Pemilihan Bambu: Pertama-tama, anak-anak akan mencari batang bambu yang besar dan panjang, biasanya berdiameter sekitar 10-15 cm dan memiliki panjang 1-2 meter.

Bambu dipilih karena sifatnya yang kuat, tetapi tetap ringan dan mudah didapatkan di lingkungan sekitar.

‎Membuat Lubang: Setelah bambu ditemukan, bagian dalam bambu akan dibersihkan dan lubang kecil akan dibuat pada bagian pangkalnya.

Lubang ini berfungsi sebagai tempat untuk menyalakan sumbu dan memicu ledakan.

‎Mengisi dengan Minyak Tanah: Setelah lubang dibuat, minyak tanah akan dituangkan ke dalam lubang kecil tersebut.

Minyak tanah berfungsi sebagai bahan bakar yang akan menghasilkan ledakan ketika sumbu dinyalakan.

‎Menyalakan Sumbu: Setelah semuanya siap, sumbu yang biasanya terbuat dari kain atau bahan serat yang mudah terbakar akan dimasukkan ke dalam lubang, dan ujungnya dibakar.

Ketika api mengenai minyak tanah, bambu akan mengeluarkan suara ledakan yang keras, menyerupai suara meriam sungguhan.

‎Permainan Dimulai: Badia Batuang bisa dimainkan secara bergantian atau bersama-sama.

Anak-anak biasanya berkumpul di satu tempat dan meledakkan meriam bambu mereka, saling berlomba untuk menghasilkan suara ledakan yang paling keras.

Semakin besar ukuran bambu dan semakin tepat penggunaan bahan bakar, maka suara yang dihasilkan akan semakin menggelegar.

‎Permainan Badia Batuang bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mencerminkan kebersamaan dan kerja sama di antara anak-anak.

Pembuatan meriam bambu biasanya dilakukan secara gotong-royong, dengan beberapa anak mencari bambu, sementara yang lain bertugas menyiapkan bahan bakar atau membuat sumbu.

Proses ini mengajarkan mereka tentang kerja sama, berbagi tugas, dan saling membantu dalam mencapai tujuan bersama.

‎Selain itu, permainan ini juga mengasah kreativitas anak-anak dalam merancang dan membuat meriam bambu yang baik.

Mereka belajar memilih bambu yang tepat, memahami cara kerja bahan bakar, dan memastikan bahwa meriam bisa berfungsi dengan baik dan aman.

Meskipun permainan ini sederhana, ia membutuhkan keterampilan dan pemahaman dasar tentang mekanisme ledakan dan penggunaan bahan bakar.

‎Meskipun Badia Batuang adalah permainan tradisional yang menyenangkan, penting untuk mengingat aspek keamanan dalam memainkannya.

Penggunaan minyak tanah dan api bisa berpotensi bahaya jika tidak dilakukan dengan hati-hati.

Oleh karena itu, para orang tua atau orang dewasa diharapkan untuk mengawasi anak-anak saat bermain meriam bambu, terutama untuk memastikan bahwa mereka mengikuti prosedur yang aman dalam menyalakan dan mengoperasikan meriam.

‎Beberapa langkah keamanan yang perlu diperhatikan dalam bermain Badia Batuang antara lain:

‎Jangan menggunakan terlalu banyak minyak tanah: Penggunaan bahan bakar berlebihan bisa menyebabkan ledakan yang terlalu besar dan berbahaya.

‎Pastikan area sekitar aman: Hindari bermain di dekat rumah atau bangunan yang mudah terbakar, dan pastikan tidak ada orang lain di sekitar yang bisa terkena percikan api atau ledakan.

‎Menggunakan alat pelindung: Meskipun tradisional, beberapa anak bisa diajarkan untuk menggunakan pelindung seperti kacamata atau sarung tangan agar lebih aman dari percikan atau asap.

‎Permainan Badia Batuang merupakan salah satu dari sekian banyak permainan tradisional Minangkabau yang kini mulai jarang ditemui di tengah maraknya permainan modern dan teknologi.

Namun, bagi masyarakat yang masih melestarikannya, permainan ini tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya dan identitas mereka.

Suara ledakan dari meriam bambu di malam Ramadhan menjadi tanda semaraknya bulan suci yang dipenuhi dengan kegembiraan dan kebersamaan.

‎Banyak anak-anak Minangkabau yang tumbuh dengan kenangan akan permainan Badia Batuang, dan bagi mereka, suara ledakan meriam bambu menjadi salah satu simbol kebahagiaan Ramadhan yang tidak terlupakan.

Bagi generasi muda yang lahir di era modern, mengenal dan memainkan Badia Batuang adalah salah satu cara untuk tetap terhubung dengan akar budaya mereka.

‎Badia Batuang, atau Meriam Bambu, adalah permainan tradisional yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana Ramadhan di Minangkabau.

Selain menjadi hiburan bagi anak-anak, permainan ini juga mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, kreativitas, dan kebersamaan.

Meskipun dunia terus berubah dengan teknologi dan permainan modern, tradisi seperti Badia Batuang tetap menjadi warisan budaya yang patut dilestarikan agar generasi mendatang tetap dapat merasakan semangat dan kebahagiaan Ramadhan yang otentik. (rie)

‎

Tags: Badia batuangMeriam bambuPermainan Tradisional

Post Terkait

Merawat Laut Lewat Tradisi Buang Jung
Tradisi

Merawat Laut Lewat Tradisi Buang Jung

17 July 2025
2
Caci, Tarian Eksotik Masyarakat Manggarai 
Tradisi

Caci, Tarian Eksotik Masyarakat Manggarai 

17 July 2025
4
Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”
Olahraga

Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

16 July 2025
73
Kerito Surong, Alat Angkut Tradisional Khas Bangka
budaya

Kerito Surong, Alat Angkut Tradisional Khas Bangka

15 July 2025
2
Kayiak Nari, Tradisi Mistis yang Tetap Hadir di Masyarakat Bengkulu Selatan 
budaya

Kayiak Nari, Tradisi Mistis yang Tetap Hadir di Masyarakat Bengkulu Selatan 

15 July 2025
1
Pamanca, Gerakan Lembut nan Mematikan 
budaya

Pamanca, Gerakan Lembut nan Mematikan 

14 July 2025
3
Next Post
Gulai Tunjang, Kuliner Ikonik Ranahminang

Gulai Tunjang, Kuliner Ikonik Ranahminang

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walinagari Kotobaru Antar Langsung Bantuan untuk Korban Kebakaran 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In