APA yang ada di benak kamu saat mendengar nama toge goreng? apa yang terbayang? Tentunya sepiring toge yang digoreng garing?
Eits, jangan salah! Makanan khas Betawi satu ini justru tidak digoreng sama sekali.
Meskipun namanya mengecoh, namun justru di situlah letak keunikannya.
Toge goreng adalah contoh nyata bahwa kuliner tradisional Indonesia kaya akan cerita dan rasa.
Toge goreng dikenal sebagai salah satu kuliner khas Betawi yang banyak ditemukan di daerah Jakarta dan Bogor.
Makanan ini dulunya dijajakan oleh pedagang keliling dengan pikulan, dan biasanya muncul di acara-acara tradisional Betawi seperti hajatan atau lebaran.
Menariknya, ada pengaruh budaya Tionghoa dan Sunda dalam penyajian dan bumbu toge goreng.
Nggak heran kalau rasa yang ditawarkan begitu kompleks, yakni ada gurih, manis, hingga sedikit asam.
Kenapa Disebut Toge Goreng?
Nama “toge goreng” sebenarnya agak aneh. Istilah “goreng” kadang merujuk pada proses oseng atau ditumis ringan, tidak digoreng seperti dalam rendang goreng atau nasi goreng.
Nah, toge pada hidangan ini justru direbus, bukan digoreng. Jadi, yang “ditumis” hanyalah bumbu dan sausnya.
Jadi, meski namanya toge goreng, sebenarnya kamu tidak akan menemukan proses penggorengan toge secara langsung dalam masakannya.
Toge goreng terdiri dari bahan-bahan sederhana seperti toge, mi kuning basah, tahu, dan potongan lontong.
Tapi yang membuatnya spesial adalah siraman saus tauco-nya. Kuah kental berbahan dasar tauco (fermentasi kedelai), oncom, dan bumbu rahasia ini punya rasa gurih yang khas, berpadu dengan manis dan sedikit asam.
Disajikan hangat dengan taburan daun kucai dan bawang goreng, toge goreng jadi comfort food yang bikin kangen. ***
Bahasa Indonesia:
Bahasa Indonesia:
Bahasa Indonesia:
Bahasa Indonesia:
Bahasa Indonesia:
Bahasa Indonesia: