November 8, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Menelusuri Jejak Pemburu Kerbau di Australia  ‎

Redaksi by Redaksi
23 Mei 2025
in budaya
0
Menelusuri Jejak Pemburu Kerbau di Australia   ‎

‎BERBURU kerbau liar di daerah pedalaman Arnhem Land di Australia Utara, bukanlah pekerjaan bagi mereka yang lemah.

‎Profesi ini melibatkan berbagai tahap, mulai dari penggunaan helikopter untuk menemukan lokasi kerbau, menggiring mereka ke para penangkap, yang mengejar dari sisi seekor kerbau yang sedang berlari, kemudian menjebak binatang itu dengan lengan bionik.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

‎Kegiatan ini memompa adrenalin para penangkap kerbau, melewati semak belukar, menghindari tanduk kerbau seberat 400kg lebih, dan hari-hari yang berat dan sulit di bawah sinar matahari.

‎Jed Fawcett telah berburu kerbau liar sepanjang hidupnya di kawasan Top End Australia.

‎Setiap musim kemarau selama 30 tahun terakhir, Jed Fawcett meninggalkan rumahnya di Adelaide River di Australia Utara dan menghabiskan berbulan-bulan untuk menangkap kerbau liar dengan kru penangkap kerbau.

‎Kru ini sudah seperti keluarganya sendiri – makan bersama, tidur di sekitar api unggun, dan saling mengandalkan satu sama lain untuk melakukan pekerjaan mereka dengan aman setiap hari.

‎Kawasan Top End merupakan tempat bagi 100.000 ekor kerbau liar yang menyebabkan masalah besar bagi para petani dan peternak, menghancurkan pagar, berkubang, dan mengikis tepian sungai.

‎Kerbau tangkapan terutama dikirim langsung Malaysia dan Vietnam, dan sebagian kecil dikirim ke pemotongan hewan Australian Agricultural Company di dekat Kota Darwin.

‎‎Jed berasal dari keluarga yang memiliki hubungan panjang dengan penangkapan banteng dan kerbau liar di Top End.

‎Ayahnya, Tom Fawcett, mulai menangkap banteng liar di tahun 1960an sebelum beralih ke kerbau liar.

Tahun lalu dia dianugerahi Medal of the Order of Australia untuk jasanya dalam industri transportasi ternak.

‎Kru yang bekerja untuk Jed saat ini melakukan subkontrak untuk perusahaan kerbau Gulin Gulin milik pribumi di dekat Bulman, 300 kilometer sebelah timur laut Kota Katherine.

‎Pilot helikopter Danny Clarris mengatakan lebih sulit menggiring kerbau liar dari udara dibandingkan sapi.

‎Dia mengatakan berada di hutan, berkemah dan bekerja di alam terbuka – sering bersama ketiga putrinya dan pasangan mereka – jauh lebih baik daripada bekerja di kantor.

‎”Menangkap kerbau membuat saya pergi dari pekerjaan saya membawa truk. Bagus untuk kesehatan kita, saya rasa,” kata Jed.

‎”Saya menyukai kehidupan di hutan dan orang-orang yang bekerja dengan kami,” ujarnya kepada ABC.

‎Jed menjelaskan bahwa mengemudikan kendaraan penangkap kerbau membutuhkan keterampilan dan refleks yang cepat.

‎”Anda harus memperhatikan tanah tersebut, kemana arahnya, pastikan tidak menuju ke sungai, bebatuan, pohon, kayu. Banyak hal yang terjadi sekaligus,” katanya.

‎Gairah mengejar kerbau liar membuat Roley Cronin, warga dari Daly River, menjalani profesi ini lebih dari 40 tahun.

‎Dia mulai menangkap kerbau pada usia 17 tahun, bekerja untuk ayah Jed di Fish River, Elizabeth Downs, dan di peternakan Litchfield Stations.

‎”Ini semua menyangkut kesenangan,” kata Roley.

‎”Lebih baik dari pekerjaan lain, saya rasa. Anda harus benar-benar terampil tapi pekerjaan ini yang sangat menggairahkan. Membuat kita tetap konsentrasi,” jelasnya.

‎”Kita selalu berkemah di pinggir sungai atau danau, namun selalu ada waktu untuk memancing. Itu yang saya suka,” tambah Cronin.

‎Wayne Runyu bercita-cita membuka perusahaan ternak kerbaunya sendiri.

‎Wayne Runyu baru saja bergabung dengan kru tersebut dan belum pernah menangkap kerbau ketika mulai beberapa minggu yang lalu.

‎Dia tinggal di perkampungan Barunga, namun daerah perburuan para kru merupakan kampung ibunya dan dia memiliki keluarga di kampung terdekat.

‎Wayne mengatakan sedikit gugup saat pertama kali bergabung sebagai pemburu kerbau.

‎”Sangat sulit saat kita mengejar kerbau melalui semak belukar, menabrak sarang semut, pohon besar, jatuh ke lubang. Tapi begitulah adanya,” katanya. “Kita harus terbiasa dengan itu.”

‎Timothy Martin mengatakan satu-satunya kejelekan pekerjaan ini adalah menghabiskan banyak waktu jauh dari kampungnya, Peppimenarti.

‎Wayne memiliki tugas menegangkan yaitu mengikatkan tali di sekitar kepala kerbau sehingga bisa dimasukkan ke dalam truk.

‎”Ketika mereka jadi liar, mereka menggerakkan kepalanya. Kita harus mencoba memasukkan tali di sekitar tanduk mereka. Itu yang sedikit menakutkan,” katanya.

‎Mitch Young mengatakan jika bisa tahan bau kerbau di atas truk, Anda bisa berkarir di bidang ini.

‎Mitch Young meninggalkan sekolah saat berusia 15 tahun dan bekerja ikut dengan Tom Fawcett menangkap kerbau di daerah Daly.

‎Setelah empat musim, dia berhenti atas saran Tom. Dia mencari pekerjaan di Darwin dan kini telah 24 tahun di sana. Namun pada musim ini, dia memutuskan kembali berburu kerbau dan sekarang mengemudikan truk terbuka.

‎Kerbau-kerbau tangkapan dimandikan agar lebih tenang sebelum diangkut dengan truk.

‎Mitch mengatakan keakraban di antara para kru membuat pekerjaan ini jauh lebih menyenangkan.

‎”Kita bisa saling menjatuhkan. Orang nyaris terbunuh tapi kita bisa tertawa terbahak-bahak jika dia masih selamat,” katanya.

‎”Kami mengalami hari-hari buruk tapi saat kembali ke perkemahan, tidak ada lagi permusuhan, hanya kesenangan,” tambahnya lagi. (abc)

‎

Tags: Berburu kerbauKerbau hutanPemburu kerbau

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
4
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
10
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
5
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
14
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani
budaya

Niki Paleg, Potong Jari Ala Suku Dani

30 Juli 2025
5
Next Post
Antusias Siswa SDN Rawamangun XII Ikuti Perjusa

Antusias Siswa SDN Rawamangun XII Ikuti Perjusa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In