July 4, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home Lintas Budaya

Buskashi, Tradisi yang Membakar Adrenalin  ‎

Redaksi by Redaksi
10 May 2025
in Lintas Budaya
0
Buskashi, Tradisi yang Membakar Adrenalin   ‎

SETIAP perayaan tahun baru Islam, masyarakat Afghanistan menggelar buzkashi, apa itu?

‎Sebagian besar orang-orang di Afghanistan utara memelihara kuda. Bukan untuk diperjual-belikan, namun dijadikan prajurit perang.

BACA JUGA

Svið, Makanan Rating Terburuk di Dunia 2025 Versi Taste Atlas ‎

Dayak Kudangan, Kampung Minang di Pedalaman Kalimantan

‎Kuda-kuda itu biasa diikutsertakan dalam olahraga tradisional bernama buzkashi. Dalam bahasa Persia, buzkashi artinya “menyeret domba”.

‎Secara harafiah, turnamen itu dikembangkan dari tradisi kaum nomaden dan prajurit perang Mongolia.

‎Para rider (penunggang kuda) memperebutkan bangkai hewan dengan hadiah sekitar US$ 1.000 atau Rp 9 juta bagi pemenangnya.

‎Dalam bahasa kelompok etnis Afghanistan, Buzkashi berarti permainan angsa. Praktiknya mirip permainan polo yang dikombinasi dengan rugby.

‎Para peserta yang terbagi dalam dua kelompok penunggang kuda memeperebutkan seonggok bangkai hewan tanpa kepala, biasanya domba atau kambing.

‎Bangkai tersebut diseret secara estafet atau bergantian antarpemain.

Jika tubuh bangkai itu terkoyak, kelompok yang mendapatkan bagian terbesar bangkai akan keluar sebagai pemenang.

‎Buzkashi adalah olahraga tradisional Afghanistan yang telah berusia ratusan tahun.

Biasanya, tradisi ini digelar setiap perayaan tahun baru Islam.

‎Pertandingan Buzkashi diikuti ratusan peserta dari berbagai kota, seperti Kunduz, Panjshir, Parwan, dan Baqlan.

Setiap kota mengirimkan 12 penunggang kuda yang akan bersaing memperebutkan Piala Buzkashi.

‎Kuda-kuda itu harus berani, kuat dan cepat untuk bersaing dalam buzkashi. Begitu pula penunggangnya.

‎Ada lebih dari 150 pemilik kuda buzkashi di provinsi Balkh, bahkan ada yang memeiliki lebih dari 400 kuda.

Selain menjadi kebanggaan Afghanistan utara, buzkashi juga memiliki pengikut kuat di Kabul.

‎Meski terbilang mahal, harga untuk seekor kuda buzkashi dianggap sebagai bentuk penghormatan pemiliknya karena melambangkan kekayaan dan kekuatan.

‎”Kuda jantan Jenderal Dostum harganya mencapai US$ 70.000. Beberapa kuda Marsekal Fahim mencapai US$ 100.000,” imbuhnya, merujuk pada panglima perang Uzbek yang tinggal di pengasingan di Turki dan wakil presiden Afghanistan, Mohammad Qasim Fahim.

‎”Semuanya bergantung pada kekuatan dan ketahanan kuda,” ucap Salahi yang mengenakan topi karakul cokelat, sembari menggosokkan tangannya ke leher kuda miliknya.

‎Sementara itu, seorang pebisnis, Haji Rais Moqim, menyatakan bahwa para pemilik kuda buzkashi harus merawat hewan peliharaannya itu dengan seksama, memperlakukan selayaknya manusia.

‎”Semua orang kaya pasti memiliki kandang kuda. Kuda adalah anggota keluarga, seperti anak kecil saat diantar ke sekolah. Kami merawatnya seperti manusia,” kata pria berusia 52 tahun itu saat mengangkang seekor kuda besar setinggi 1,90 meter.

‎Pengusaha yang bertempat tinggal di ibukota provinsi Mazar-i-Sharif tersebut memiliki 22 kuda. Kuda-kuda itu diwariskan dari mendiang ayahnya.

‎Saat fajar menyongsong, dia menunggangi kudanya bersama tim “sais” — penunggang kuda pria — untuk melatih kuda-kuda itu.

‎”Kuda kami berasal dari Uzbekistan. Butuh waktu bertahun-tahun untuk melatih mereka. Kuda-kuda ini dinyatakan siap untuk pelatihan pertamanya pada usia tujuh tahun, sedangkan untuk bertarung pada umur 20 tahun atau lebih,” kata Mohammad Mousa, yang telah bekerja sebagai penunggang kuda untuk Rais Moqim selama 18 tahun.

‎Moqim memperingatkan Mousa bahwa dia akan membiarkannya pergi saat kuda jantan yang diserahkan tanggungjwabnya meninggal. ***

‎

‎

‎

Tags: BuzkashiLomba kambingTradisi Arab

Post Terkait

Svið, Makanan Rating Terburuk di Dunia 2025 Versi Taste Atlas  ‎
Kuliner

Svið, Makanan Rating Terburuk di Dunia 2025 Versi Taste Atlas ‎

25 May 2025
7
Dayak Kudangan, Kampung Minang di Pedalaman Kalimantan
Lintas Budaya

Dayak Kudangan, Kampung Minang di Pedalaman Kalimantan

11 May 2025
10
Balogo, Permainan Unik Bumi Borneo 
Lintas Budaya

Balogo, Permainan Unik Bumi Borneo 

4 May 2025
2
‎Mengenal Wife Carrying, Olahraga Unik dari Finlandia   ‎
Lintas Budaya

‎Mengenal Wife Carrying, Olahraga Unik dari Finlandia  ‎

3 May 2025
1
Ngaben, Tradisi Hindu Menuju Nirwana  ‎
Lintas Budaya

Ngaben, Tradisi Hindu Menuju Nirwana ‎

1 May 2025
3
Bangun Kebersamaan & Keceriaan dengan Bakiak  ‎
Lintas Budaya

Bangun Kebersamaan & Keceriaan dengan Bakiak ‎

29 April 2025
3
Next Post
Brigadeiro, Camilan Renyah dari Negeri Samba 

Brigadeiro, Camilan Renyah dari Negeri Samba 

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elly Sri Pujianti Tuntaskan 32 Tahun Pengabdian di PWI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Orang-Orang Berengsek di Tarumanegara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In