HIDUP di perbatasan negara kerap menjadi ironi. Negeri tetangga yang bertabur cahaya saat malam hari menjadi simbol kemakmuran.
Tak pelak, masyarakat di perbatasan banyak menggantungkan hidup dari negeri tetangga, Malaysia.
Di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, masyarakat banyak menjual hasil bumi dan laut ke Malaysia. Itu dilakukan karena jarak yang mudah dijangkau dan beberapa komoditas bisa dijual lebih mahal di sana.
Masyarakat di perbatasan Indonesia-Malaysia memiliki kehidupan yang unik, dipengaruhi oleh dekatnya dengan negara tetangga, baik dalam hal ekonomi, budaya, dan sosial.
Beberapa aspek kehidupan yang menonjol meliputi penggunaan mata uang ganda (Ringgit dan Rupiah), ketergantungan ekonomi terhadap Malaysia karena lebih dekatnya jarak, serta interaksi sosial yang erat.
Aspek-aspek kehidupan masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia:
Ekonomi:
Penggunaan dua mata uang: Masyarakat di daerah perbatasan, seperti Pulau Sebatik, sering menggunakan Ringgit dan Rupiah secara bersamaan karena lebih mudah berbelanja di Malaysia dan mendapatkan harga yang lebih murah, kata seorang kepala desa.
Ketergantungan pada perdagangan dengan Malaysia: Jarak yang lebih dekat ke Malaysia membuat warga lebih sering berbelanja kebutuhan sehari-hari di sana, kata Mangapara.
Akses ke barang-barang Malaysia: Beberapa barang, seperti minyak sayur dan gas, lebih sering dibeli dari Malaysia karena harga yang lebih terjangkau, kata Kepala Desa Sekaduyan Taka.
Sosial:
Interaksi sosial yang erat: Masyarakat perbatasan sering berinteraksi dengan warga Malaysia, baik dalam hal ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan.
Rumah di dua negara: Beberapa warga memiliki rumah yang terbagi antara Indonesia dan Malaysia, seperti kasus di Pulau Sebatik, kata Menko Polhukam.
Ciri-ciri lainnya:
Perbedaan Bahasa: Meskipun bahasa Indonesia dan Malaysia memiliki banyak persamaan, terkadang terdapat perbedaan dalam penggunaan bahasa sehari-hari.
Perasaan Kehilangan Kemerdekaan: Beberapa warga perbatasan merasa kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat dan lebih mengandalkan Malaysia, kata warga Gun Tembawang.
Interaksi dengan orang Iban: Masyarakat Iban di perbatasan memiliki ikatan budaya dan sejarah dengan orang Iban di Sarawak, Malaysia. ***