Oktober 25, 2025
Jurnal Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup
Home budaya

Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak ‎

Redaksi by Redaksi
3 Juli 2025
in budaya, Tradisi
0
Telingaan, Tradisi Memanjangkan Kuping Masyarakat Dayak  ‎

‎Suku Dayak di Kalimantan mengenal sebuah tradisi unik yang bernama tradisi kuping panjang, di mana kecantikan seorang wanita tidak dinilai dari wajah, namun dari telinga mereka.

‎Dalam tradisi ini, panjang telinga dianggap sebagai simbol kecantikan dan status sosial.

BACA JUGA

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

Proses pemanjangan telinga dimulai sejak usia muda dengan cara mengenakan cincin telinga yang terbuat dari logam, kayu, atau bahan lainnya

‎‎Untuk diketahui, tradisi kuping panjang sendiri merupakan simbol kecantikan wanita suku dayak.

‎Masyrakat dayak sendiri menyebut tradisi ini dengan sebutan Telingaan Arru.

‎Tradisi telingaan aruu dimulai sejak bayi, dengan ritual mucuk penikng atau penindikan daun telinga sebagai tanda awal.

Namun, telinga bayi tidak langsung dipanjangkan; terlebih dahulu, telinga bayi akan dipasangi benang sebagai pengganti anting-anting.

‎Setelah luka dari tindikan sembuh, benang tersebut diganti dengan pintalan kayu gabus. Ukuran pintalan kayu gabus ini akan diperbesar setiap minggu.

‎Kayu gabus dipilih karena kemampuannya untuk mengembang ketika terkena air, sehingga dapat memperbesar lubang pada daun telinga secara bertahap.

‎Setelah lubang pada daun telinga cukup besar, gadis akan dikenakan belaong, yaitu anting-anting tradisional yang terbuat dari tembaga.

‎Ada dua jenis belaong yang dipakai: hisang semhaa, yang dikenakan di sekitar daun telinga, dan hisang kavaat, yang dipasang pada daun telinga.

‎Jumlah belaong yang dikenakan akan ditambahkan secara bertahap, sehingga lubang pada daun telinga semakin lama semakin membesar.

Penambahan belaong dilakukan sesuai dengan aturan yang mempertimbangkan usia dan status sosial pemakainya.

‎Belaong ini tidak pernah dilepas dan terus dipakai baik saat beraktivitas maupun tidur.

Meskipun demikian, terdapat batasan ukuran panjang daun telinga; untuk wanita, panjangnya tidak lebih dari dada.

‎Tradisi ini mencerminkan nilai estetika dan status sosial dalam masyarakat Dayak, meskipun kini semakin jarang dipraktikkan seiring dengan modernisasi dan perubahan sosial. ***

‎

Tags: Budaya dayakPanjangkan kupingTelingaan

Post Terkait

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau   ‎
budaya

Rang Chaniago, Pewaris Demokrasi Alam Minangkabau  ‎

18 September 2025
3
Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 
budaya

Sedekah Laut, Tradisi Sakral di Pantai Selatan 

5 Agustus 2025
5
Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua
Camilan

Udang Selingkuh, Camilan Unik dari Papua

4 Agustus 2025
5
‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia   ‎
budaya

‎Catat, Ini Bahasa yang Paling Banyak Digunakan di Dunia  ‎

4 Agustus 2025
4
Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang
budaya

Eh Leuho, Tradisi Tidur Siang dari Sabang

4 Agustus 2025
10
Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau   ‎
budaya

Keberanian Masyarakat Dayak Lewat Tari Mandau  ‎

4 Agustus 2025
3
Next Post
Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 

Belly Dance, Tarian Unik dari Timur Tengah 

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

  • Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    Dendang KIM Meriahkan Halal Bihalal dan Pelantikan Pengurus DPD IKS Kota Bengkulu Periode 2024 – 2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harumkan Nama Bengkulu, Izzatul Azizah,  Ukir Prestasi di Dua Kategori  Pada Kejuaraan Pencak Silat Smamuda Festival Championship Se-Malang Raya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmi Dilantik, Mulyadi Mandai S.Sos Nahkodai IKSMB Periode 2025 – 2030

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Semangat Hera Juliawati Promosikan Olahraga Taekwondo Virtual di Kabupaten Bekasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI ke 80, DPD IKM Berkalaborasi  Dengan DPD IKS Kota Bengkulu Gelar Lomba “SONG”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Follow Our Social Media

Informasi

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber

Alamat

Jalan Veteran II No 7 C Gambir , Jakarta 10110

Kontak

  • Email : Elly@jurnalbudaya.com
  • Redaksi : 021 87983445

Copyright © 2023 | jurnalbudaya.com 

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Agenda Budaya
  • Lintas Budaya
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Regional
  • Internasional
  • Gaya Hidup

Copyright © 2024 jurnalbudaya.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In