Bengkulu – Jika kita mendengar kata Mandailiang terlintas dalam benak kita adalah Kabupaten Mandailing Natal atau yang lebih dikenal dengan sebutan Madina adalah satu kabupaten yang berada di provinsi Sumatera Utara dengan luas 6.620,7 km2 dan jumlah penduduk 498.720 jiwa.
Namun kali ini yang kita bahas bukan kabupaten Mandailing Natal tapi suku Mandailiang atau yang lebih akrab disebut suku Mandai yang merupakan salah satu suku/klan Minangkabau yang banyak terdapat di daerah Pasaman, Padang Pariaman, Tanah Datar, Kampar, dan daerah lainnya.
Untuk mengukuhkan legalitas dan keberadaannya di Provinsi Bengkulu maka, Minggu 11/4 2025 persatuan Suku Mandai melantik Mulyadi Mandai untuk menahkodai dan memimpin Ikatan Keluarga Suku Mandai Bersatu (IKSMB) periode 2025 – 2030.
Dalam kata sambutannya Ketua IKMSB, Mulyadi Mandai mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada keluarga suku Mandai yang telah mempercayakan kepada dirinya untuk menjadi ketua IKSMB periode 2025 – 2030.
“Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, adik sanak dan saudara yang telah mempercayakan kepada saya untuk menjadi ketua IKSMB,” ujarnya.
Ia menambahkan IKSMB bukan hanya sebuah simbol organisasi atau suku namun merupakan wadah dan payung tempat bernaung bagi keluarga besar suku Mandai yang ada diperantauan Bengkulu.
Mulyadi menjelaskan terbentuknya IKSMB ini berdasarkan pemikiran niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai yang mana dari selama ini mengadakan pertemuan maka dirasa perlu wadah atau payung hukum untuk menaungi anak kamanakan dari suku Mandai kedepannya. Berdasarkan dari ide-ide itulah maka hari ini Suku Mandai yang ada di Bengkulu sudah memiliki wadah dan terhimpun dalam IKSMB.
“Dengan dikukuhkannya IKSMB, seluruh anak kamanakan suku Mandai yang ada di Bengkulu dapat bersatu sesuai dengan tema “ Tagak Kampuang Bela Kampuang, Tagak Suku Jago Suku, Suku Mandailiang diwariskan, Suku Mandailiang Bersatu yang artinya menjaga persatuan dan bersama membangun nagari, sesuatu itu harus dimunculkan dari bawah, Walaupun ada diperantauan suku ini harus diwariskan sampai kapanpun dan suku mandailiang harus bersatu” ujarnya.
Untuk itu, Mulyadi Mandai berharap dengan dikukuhkannya pengurus IKSMB ini ada tempat bagi anak kamanakan untuk mengadu ibarat pepatah pai tampek batanyo, pulang tambek babarito yang artinya ada tempat untuk bertanya dan pulang membawa solusi yang bisa dikabarkan kepada seluruh masyarakat terkhususnya suku Mandai.
Selain itu Mulyadi juga mengharapkan keluarga besar suku mandai di Bengkulu untuk dapat menjaga Ba Budi Babahaso, Jago Raso Jo Pareso, Taguah sa Ganggam Badunsanak, Paliharo Adaik jo Budaya, Dima Bumi Dipijak Disinan Langik Dijunjuang.
Mulyadi menjelaskan Ba Budi Babaso artinya anak kamanakan suku Mandai harus tau kato nan ampek tau kato malereang, kato mandaki, kato mandata dan kato manurun.
Kato malereang biasanya digunakan ketika hendak berbicara dengan besan, sumando, ipar atau dengan orang yang kurang akrab, kato mandaki adalah tata cara berbicara dengan orang yang lebih tua atau niniak mamak, kato mendata yakni berbicara dengan kawan sepermainan sedangkan kata menurun yakni berbicara dengan adik, anak kamanakan atau orang yang lebih kecil dari kita.
Sedangkan Raso Jo Pareso bukan berarti merasakan pengecap lidah, tetapi lebih kepada perasaan dan memeriksa apakah yang kita sampaikan menyakiti hati dari pihak lain ataupun orang lain.
Taguah sa Ganggam Badunsanak artinya kita dapat memegang teguh rasa persaudaraan, menjaga dan melindungi, pelihara adat dan budaya walaupun berada diranah Rantau, Dima Bumi Dipijak Disinan Langik Dijunjuang.
Sementara itu ketua umum DPP IKSMB Angku Rajo Kinayan. H. Marjoni mengucapkan terima kasih atas undangan IKSMB Bengkulu yang sudah mengundang DPP untuk melakukan pelantikan pengurus IKSMB Bengkulu.
“Saya mengucapkan terima kasih dan memberi apresiasi yang sebesar – besarnya atas semangat anak kamanakan Suku Mandai yang ada di Bengkulu yang sudah bersusah payah dan penuh semangat sehingga acara pelantikan ini dapat terlaksana,” ujarnya.
Ia berharap kedepannya setelah pelantikan IKSMB, jangan hanya menjadi jargon atau moto semata tapi harus bergerak dan mengumpulkan seluruh anak kamanakan suku mandai yang tercecer dan belum bergabung.
“Mudah mudahan kedepannya dengan dilantiknya IKSMB ini suku mandai, semakin kompak dan bersatu ibarat pepatah berat sama dipikul, ringan sama di jinjing dan jangan semua tugas dibebankan kepada ketua dan pengurus saja tapi harus menjadi tanggung jawab kita Bersama,” Pungkasnya. (Rie)