SAAT seseorang telah duduk di pelana kuda, semua mata pasti akan mengarah ke arahnya.
Selain jadi tumpuan pandang, pun hal itu melambangkan gengsi seseorang.
Kuda memang berbeda dengan binatang ciptaan Tuhan lainnya, sehingga mendapat porsi dan perhatian yang spesial.
Pepatah Arab mengatakan, ” Angin surga berhembus diantara dua telinga kuda”.
Ini menyiratkan, betapa pentingnya seekor kuda dalam kehidupan manusia.
Hal itu dikuatkan pula dengan filosofi dari Britania Raya yang menyebutkan, “kebaikan eksterior kuda. baik bagi jiwa manusia pepatah ” yang artinya, bagus dari eksterior kuda. bagus untuk jiwa manusia.
Bahkan Sang Khalik pada Juzz ke 30 pada surat Al Adiyat , secara khusus menyoroti tentang kuda.
“Surat Al Adiyat yang berarti Demi Kuda – Kuda Perang yang Berlari Kencang . Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya kuda adalah hewan yang mendapatkan tempat di sisi Allah,” ucap Fauzan Haviz.
Fauzan tentu bukan asal ucap, sejarah peradaban manusia memang sudah melekat dan dekat dengan binatang berkaki empat tersebut, bahkan sejak 5000 tahun silam.
Bangsa Babilonia, Bangsa Mesopotamia, Bangsa Andalusia, Bangsa Romawi, Bangsa Mesir dan Arab sendiri mencetak dan mengalahkan musuh musuhnya dari atas kuda.
”Bahkan Nabi Besar Muhammad SAW, baik berdakwah maupun berlari menggunakan kuda,” ucap Fauzan yang mengaku telah dikenalkan keluarganya dengan kuda sejak dilahirkan.
Tokoh berkuda dari Bukittinggi yang namanya kondang hingga ke pentas nasional, regional dan internasional ini juga menceritakan, tokoh sekaliber Alexander Agung, Napoleon Bonaparte, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol pun ikut serta dengan menunggangi kuda.
”Berkuda tak sekadar gengsi, namun juga sarat dengan berbagai makna dan filosofi. Sehingga ada anekdot yang menyebut kalau pemimpin yang hebat itu bisa diketahui dari kemampuannya mengendarai kuda,” tambah pria kelahiran 2 Juni 2972 itu.
Bagi suami dari Asi Nanda Viona SE, SH, MM itu, berkuda tak lagi sekadar gengsi. Namun lebih dari itu, juga mampu menghadirkan kebanggaan yang tiada tara.
Fauzan menyebutkan, betapa gagahnya seorang Prabowo Subianto yang saat ini dipercaya sebagai pemimpin bangsa saat telah berada di atas pelana kuda.
Meski saat ini kuda tak lagi menjadi kendaraan utama untuk menggetarkan ataupun alat transportasi karena masyarakat telah bermetamorfosis menjadi sarana olahraga, namun pamor kuda tak pernah pudar.
”Bagi saya pribadi dan mungkin banyak tokoh hebat lainnya, jika ingin menguasai podium, belajarlah terlebih dahulu menguasai pembohongnya seekor kuda,” ucap Fauzan serius. ( boneka )